Peluncuran Platform “Akal Lokal” Jelajahi Pengetahuan Lokal

Minggu 12-01-2025,14:16 WIB
Reporter : Yuliana
Editor : Suherman Roy

 

"Tantangan terbesarnya menurut saya adalah kemampuan kita dalam mengkonversi pengetahuan-pengetahuan lokal yang sifatnya tutur menjadi sesuatu yang bersifat eksplisit. 

Problemnya adalah memang ketrampilan soal itu (menulis) tidak ada," katanya.  

 

"Saya pikir tugas Akal Lokal bukan hanya mendokumentasikan pengetahuan, tapi tugas Akal Lokal adalah memberikan kondisi memungkinkan bagi lahirnya pengetahuan baru," harap Eko.

 

Sementara Prof. Dr. Ir. Dwi Andreas Santosa - Guru Besar Fakultas Pertanian, IPB dan Ketua umum Asosiasi Bank Benih dan Teknologi Tani Indonesia (AP2TI) pada kesempatan itu memperkenalkan kearifan lokal yang hidup di beberapa daerah di bidang pertanian yang sangat ramah lingkungan dan berkelanjutan, serta memungkinkan direplikasikan di tempat lain.

 

"Kami banyak menjalankan program kepada kelompok tani di daerah-daerah. Kami menyadari bahwa para petani memiliki kecendrungan memiliki tanggalan khusus dalam melakukan penanaman sesuai dengan kesepakatan bersama," jelasnya.

 

"Tanggal-tanggal tersebut tentu menjadi salah satu kearifan bertanam lokal yang hampir lekang tergerus di pertanian modern," jelasnya memberi contoh.

 

Peluncuran platform sumber edukasi tradisi lokal ini dihadiri oleh beragam pihak mulai dari LSM, akademisi, media, komunitas lokal, pelaku budaya, organisasi masyarakat sipil, lembaga pendidikan dan masyarakat umum yang harapannya dapat terlihat aktif di "Akal Lokal".

 

Acara dibuka dengan pertunjukan Jimbe dari komunitas Ciliwung Merdeka, dan tamu undangan juga disuguhkan dengan pameran pengetahuan lokal dan produk-produk pengetahuan Terasmitra serta aneka ragam pangan lokal, seperti sorgum. (***)

Kategori :