Pilpres Tidak Menarik Bagi Perantau Asal Garut Yang Usaha di Jakarta

Pilpres Tidak Menarik Bagi Perantau Asal Garut Yang Usaha di Jakarta

--

Jakarta, AktualNews -Asep berasal dari Desa Jahiyang, Kecamatan Sarawuh, Garut, Jawa Barat tidak peduli dengan "copras capres" atau Pilpres 2024 kali ini. Mengapa begitu? Berikut ini pengakuannya:

"Kalau pemilihan Kepala Desa umumnya kami yang berada di perantauan akan balik kampung. Karena ongkos bolak-balik Jakarta - Garut akan dikasih oleh calon kepala desa,. Beda dengan Pemilu, kami banyak yang tidak memilih, "tutur Asep, Jumat 2 Februari 2024 pagi di sebuah sekolah, Jakarta Barat. 

Pengakuan Asep yang didapat bukan itu saja, kadang ada tambahan dari sekedar ongkos Jakarta - Garut. Tapi, itu menurut Asep baru hanyalah pengganti ongkos para pedagang yang merantau di Jakarta dan sekitarnya. 

"Naik bus dari Tanabang pukul 02 pagi ke Garut saat ini seratus lima puluh ribu. Bus Taruna Bakti dengan jarak tempuh 170 kilometer hanya 4 jam sampai di Kota Garut.

BACA JUGA:Abah Bako, Dua Puluh Tahun Geluti Tembakau Linting

Ia pun menjelaskan bagaimana si calon kepala desa yang kini tengah menjabat sebagai Kades membangun instalasi air ke masyarakat dengan menyambung dari hulu mata air di gunung. Itu bukan "kalau menjabat", tapi sudah ia lakukan sebelum Pilkades. 

Lelaki berusia 40 tahun ini sebelumnya bekerja di perusahaan kelapa sawit di Kalimantan Tengah milik Aburizal Bakrie. Tapi, hanya bertahan 5 tahun, dan kini 12 tahunan menggeluti usaha kerak telor puyuh. 

BACA JUGA:Luar Biasa, Madam Cetering Banyak Dikunjungi Berbagai Kalangan

"Semua telur dikirim dari Cikupa, Tangerang dan kami beli secara tunai, bukan sistem setoran. Usaha ini mana terpikirkan oleh para capres yang ada. Kami berpikir dan bekerja dengan modal sendiri."Terang Asep mengapa antusiasme para perantau asal Garut tidak memilih saat Pemilu. 

Fenomena hak pilih Asep adakah dipikirkan oleh KPU, bagaimana baiknya hak suara Asep dan kawan-kawan di perantauan? Apakah cukup dengan menunjukkan KTP mereka bisa memilih di Jakarta? Dan tentu saja dipikirkan, jangan-jangan surat Asep pun ada di Garut?***

Sumber: