Sejumlah Perairan Indonesia Berpotensi Gelombang Tinggi
Jakarta, Aktual News – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi yang berpotensi terjadi di sejumlah wilayah perairan Indonesia dalam beberapa hari ke depan (21 – 24 Juni 2019). Peningkatan gelombang tinggi terjadi menyusul adanya pola sirkulasi angin di Samudera Hindia barat Kep. Nias dan pusat tekanan rendah 1008 hPa di Samudera Pasifik utara Papua. Pola angin di wilayah utara ekuator umumnya dari selatan – barat dengan kecepatan 4 – 25 knot, sedangkan di wilayah selatan ekuator umumnya dari timur – selatan dengan kecepatan 4 – 25 knot. Kecepatan angin tertinggi terpantau di Perairan Kep. Mentawai, Laut Natuna Utara, Perairan Kep. Letti hingga Tanimbar, Perairan Kep. Kei – Aru, Laut Banda bagian selatan dan Laut Arafuru. Kondisi ini mengakibatkan peningkatan tinggi gelombang di sekitar wilayah tersebut. Dari hasil pantauan BMKG, terdapat peningkatan gelombang setinggi 1,25 hingga 2,5 meter yang berpeluang terjadi di beberapa perairan seperti Perairan Timur P. Simeulue dan Kep. Mentawai, Selat Sape bagian selatan, Selat Sumba dan Selat Ombai, Laut Sawu bagian utara, Perairan Kep. Anambas, Laut Jawa dan Selat Karimata, Perairan Utara Jawa Timur hingga Kep. Kangean, Perairan Selatan Kalimantan, Perairan Kotabaru, Laut Sumbawa dan Laut Bali, Selat Makassar bagian tengah hingga selatan, Perairan Kep. Selayar – Sabalana, Teluk Bone dan Teluk Tolo, Perairan Kep. Bau Bau – Wakatobi, Perairan Manui – Kendari, Perairan selatan Kep. Banggai – Sula, Laut Flores dan Laut Seram, Perairan Selatan Ambon, Laut Banda bagian utara dan selatan, Perairan Kep. Letti – Sermata, Perairan Utara Kep. Kei hingga Aru, Perairan Fak Fak – Kaimana, Perairan Amamapere – Agats, Perairan Kalimantan Utara, Laut Sulawesi bagian barat, Perairan Kep. Sangihe – Talaud, Perairan Timur Bitung, Perairan selatan Sulawesi Utara, Laut Maluku dan Laut Halmahera, Perairan Kep. Halmahera, Perairan Raja Ampat – Sorong, serta Samudera Pasifik utara Halmahera hingga Papua. Beberapa perairan Indonesia lainnya juga berpotensi mengalami gelombang yang lebih tinggi dengan kisaran 2,5 hingga 4 meter. Wilayah tersebut adalah Selat Malaka bagian utara, Perairan Utara Sabang, Perairan Barat Aceh hingga Kep. Mentawai, Perairan Bengkulu – P. Enggano, Perairan Barat Lampung, Samudera Hindia barat Aceh hingga Lampung, Selat Sunda bagian selatan, Perairan Selatan Jawa hingga Sumbawa, Selat Bali – Lombok – Alas bagian selatan, Perairan Selatan P. Sumba hingga P. Suwa, Perairan Selatan P. Rotte – Kupang, Laut Sawu bagian selatan, Laut Timor selatan NTT, Samudera Hindia selatan Jawa hingga NTT, Laut Natuna Utara dan Laut Natuna, Perairan Kep. Natuna, Laut Banda timur Sulawesi Tenggara, Perairan Selatan Kep. Babar hingga Tanimbar, Perairan Selatan Kep. Kei hingga Aru, dan Laut Arafuru. Potensi gelombang tinggi di beberapa wilayah tersebut dapat berisiko terhadap keselamatan pelayaran. Untuk itu, BMKG selalu mengimbau pada masyarakat terutama nelayan yang beraktivitas dengan moda transportasi seperti perahu nelayan (kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1.25 m), kapal tongkang (kecepatan angin lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1.5 m), kapal ferry (kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2.5 m), dan kapal ukuran besar seperti kapal kargo/kapal pesiar (kecepatan angin lebih dari 27 knot dan tinggi gelombang di atas 4.0 m) untuk selalu waspada. [ Red/Akt-01 ] Aktual News Humas Biro Hukum dan Organisasi. Pusat Siaran Pers
Sumber: