800 Hari Terus Berjuang, KPK Tak Henti-Hentinya Diserang

800 Hari Terus Berjuang, KPK Tak Henti-Hentinya Diserang

Jakarta, Aktual News  Memasuki peringatan 800 hari pasca penyerangan Novel Baswedan yang belum terungkap, saat ini KPK terus fokus mengurai skandal-skandal korupsi Big Fish yang melibatkan konglomerat kakap (kasus BLBI), Ketua Partai Politik (kasus jual beli jabatan), Dirut BUMN (kasus Dirut. PLN) serta perkara-perkara sensitif lainnya yang terus di bongkar tanpa kompromi. Ditengah kegigihan KPK yang tidak pernah berhenti memerangi korupsi di negara tercinta ini, tidak henti-hentinya pula serangan balik terhadap pemberantasan korupsi ditujukan untuk menyerang KPK. Munculnya isu baru bahwa adanya faham radikal di KPK menjadi pertanyaan besar yang tak terjawab dikarenakan tidak ada indikasi sama sekali bahwa kaum radikal tumbuh di KPK. Selama KPK berdiri sejak tahun 2003 belum pernah ada personil KPK yang terafiliasi dengan kegiatan terorisme, organisasi terlarang, maupun menunjukan kebencian terhadap agama, ras maupun kelompok tertentu. Hal tersebut menimbulkan kecurigaan bahwa isu tersebut dimunculkan sebagai pengalihan isu atas berbagai persoalan yang hadir. Terlebih pada tanggal 20 Juni 2019 besok adalah peringatan 800 hari penyerangan Novel Baswedan yang belum terungkap. Selain itu, saat ini juga menjelang waktu pemilihan calon pimpinan KPK yang baru, dimana publik perlu untuk konsen pada track record calon pimpinan KPK, khususnya soal rekam jejak yang bersih serta potensi adanya conflict of interest dalam penanganan perkara yang menghambat kinerja KPK. Alih-alih mencari tokoh anti korupsi yang bersih dan berintegritas, Pansel Capim KPK justru terkesan lebih konsen mencari tokoh anti teroris. Yang perlu kita ingat, justru KPK yang selama ini menjadi korban teror, mulai dari pemukulan terhadap pegawai KPK, percobaan pembunuhan, penyiraman air keras, teror bom, pengrusakan mobil, dll. WP KPK mencatat setidaknya ada 10 kasus teror yang menimpa pegawai dan pimpinan KPK yang sampai saat ini belum terungkap. Isu KPK Radikal diduga sengaja dihembuskan agar perhatian publik terpecah sehingga calon-calon pimpinan KPK yang justru memiliki persoalan integritas dapat masuk ke KPK untuk merusak KPK dari dalam. Selain itu, hal ini adalah upaya mengalihkan perhatian publik agar lupa bahwa teror keji terhadap novel baswedan telah 800 hari belum terungkap. Untuk itu, WP KPK menegaskan bahwa isu KPK Radikal adalah Hoaks dan serangan terhadap perang panjang pemberantasan korupsi di Indonesia. Kami juga tidak henti-hentinya mengajak publik untuk menolak lupa mendorong pengungkapan kasus novel. [ Red/Akt-01 ]   Aktual News Yudi Purnomo Harahap Ketua Wadah Pegawai Pusat Siaran Pers

Sumber: