Bakamla RI Latih Personel VBSS Bersama UNODC dan Coast Guard dari Beberapa Negara di Batam

Batam, AktualNews -Badan Keamanan Laut Republik Indonesia (Bakamla RI) bekerja sama dengan United Nations Office on Drugs and Crime (UNODC) menggelar pelatihan Visit, Board, Search, and Seizure (VBSS) di Maritime Training Center Bakamla RI, Batam, Selasa (4/11/2025).

Pelatihan resmi dibuka oleh Kepala Pangkalan Bakamla Batam, Kolonel Bakamla Agus Sriyanto, S.E., M.Tr. Hanla, yang menegaskan pentingnya peningkatan kemampuan personel dalam menjalankan operasi VBSS.

BACA JUGA:Bakamla RI Gagalkan Penyelundupan 400 Karung Bawang Merah di Perairan Batam

“Pelatihan ini sangat penting untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan personel dalam melaksanakan operasi VBSS di laut. Diharapkan peserta dapat bertugas secara efektif, profesional, dan tetap mengutamakan keselamatan,” ujar Kolonel Agus.

--

Kegiatan yang berlangsung pada 3–14 November 2025 ini diikuti oleh peserta dari Bakamla RI, Vietnam Coast Guard (VCG), serta instansi penegak hukum maritim internasional lainnya seperti U.S. Coast Guard dan UNODC. Pelatihan turut didukung oleh U.S. Department of State Bureau of International Narcotics and Law Enforcement Affairs (US-INL).

Agenda pelatihan mencakup teori dan simulasi boarding kapal, penanganan kejahatan di laut, prosedur keselamatan kerja, manajemen barang bukti, serta deteksi radiasi dan bahan nuklir. Peserta juga akan menjalani latihan boarding underway (pemeriksaan kapal bergerak) baik siang maupun malam hari, serta final exercise untuk menguji kesiapan operasional tim gabungan.

Kolonel Agus menyebut pelatihan VBSS di Batam ini menjadi contoh konkret sinergi antara Bakamla RI dan mitra internasional dalam memperkuat kapasitas penegakan hukum maritim dan keamanan laut kawasan.

BACA JUGA:Bakamla RI Turut Ikuti Aksi World Cleanup Day di Pantai Bemban Nongsa Batam

“Melalui pelatihan ini, kita membangun kerja sama yang lebih erat dengan mitra internasional sekaligus memperkuat profesionalisme dalam menjaga laut Indonesia,” ungkapnya.

Program ini merupakan bagian dari upaya UNODC dalam memperkuat kesiapan aparat maritim Asia Tenggara menghadapi ancaman lintas batas di laut, seperti penyelundupan, perdagangan ilegal, serta kejahatan maritim lainnya.***