Merenung di Tengah Malam: Saat Sunyi Menjadi Teman Jiwa

Bogor, AktualNews – Di tengah riuhnya rutinitas dan derasnya arus kehidupan, malam hari kerap menjadi satu-satunya waktu yang tersisa untuk menepi, merenung, dan berbicara dengan diri sendiri. Saat jam menunjukkan lewat tengah malam, ketika kebanyakan orang terlelap, sebagian lainnya memilih berdiam dalam hening, memeluk sunyi dan memaknai kembali perjalanan hidup.

Rosis Aditya, atau yang akrab disapa Kang Ocis, seorang penulis dan editor yang juga dikenal lewat tulisan-tulisan motivasionalnya, mengungkapkan pentingnya momen refleksi diri di waktu malam. Menurutnya, malam bukan hanya soal gelap dan diam melainkan panggilan batin untuk kembali pada hakikat diri.

“Malam itu guru terbaik bagi jiwa yang ingin belajar diam, jujur, dan sadar. Di tengah malam, kita lebih mudah mendengar suara hati, lebih leluasa berdialog dengan Tuhan, dan lebih terbuka menerima kenyataan hidup apa adanya,” ujar Kang Ocis dalam renungan malamnya, Jumat (5/7/2025).

BACA JUGA:Waktu Terbaik Minum Kopi dan Berapa Kali Seharusnya Kita Mengonsumsinya?

Menurutnya, merenung bukanlah bentuk kelemahan, tetapi kekuatan tersembunyi untuk membangun kembali semangat dan keteguhan. Ia menekankan bahwa banyak keputusan penting, ide besar, dan pertobatan tulus lahir bukan dari keramaian, melainkan dari keheningan malam.

“Seringkali bukan siang hari yang menentukan arah hidup kita, melainkan malam-malam yang kita isi dengan doa, tangis, dan kesadaran diri. Jangan remehkan kekuatan satu sujud di waktu malam,” tambahnya.

Kang Ocis juga mengajak generasi muda untuk tidak hanya sibuk mengejar dunia, tetapi juga meluangkan waktu untuk merefleksi diri. Ia percaya, kemajuan tanpa kesadaran spiritual hanya akan membuat manusia lelah, kosong, dan kehilangan arah.

“Kita semua butuh ruang untuk diam, untuk tidak berpura-pura kuat, dan untuk menyadari bahwa hidup ini sementara. Malam memberi kita ruang itu,” tutupnya.

Di era serba cepat seperti sekarang, merenung di tengah malam bisa menjadi terapi jiwa. Bukan sekadar rutinitas, melainkan ritual kecil untuk menjaga kewarasan, memperbaiki niat, dan mempersiapkan diri menghadapi esok yang lebih baik.***