Rekor Kinerja Produksi dan Keuangan 2024, PGE Dorong Ekspansi Kapasitas Panas Bumi untuk Transisi Energi

Rekor Kinerja Produksi dan Keuangan 2024, PGE Dorong Ekspansi Kapasitas Panas Bumi untuk Transisi Energi

Rekor Kinerja Produksi dan Keuangan 2024, PGE Dorong Ekspansi Kapasitas Panas Bumi untuk Transisi Energi Nasional- (Rosis Aditya/ AktualNews)--

Jakarta, AktualNews – PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) (IDX: PGEO) kembali menggelar media briefing sebagai bentuk keterbukaan informasi kepada pemangku kepentingan, khususnya media, membahas kinerja keuangan 2024 serta strategi pengembangan bisnis ke depan. Kegiatan yang berlangsung di Jakarta pada 26 Maret ini sekaligus menjadi wadah silaturahmi antara PGE dan para jurnalis media nasional menjelang Hari Raya Idul Fitri 1446 H.

Jajaran direksi PGE yang hadir dalam kesempatan ini antara lain Direktur Utama Julfi Hadi, Direktur Keuangan Yurizki Rio, Direktur Operasi Ahmad Yani, serta Direktur Eksplorasi dan Pengembangan Edwil Suzandi. Acara diawali dengan pemaparan mengenai visi perusahaan sebagai pemimpin industri panas bumi di Indonesia, kinerja finansial selama tahun 2024, dan dilanjutkan dengan diskusi bersama para jurnalis sebelum ditutup dengan suasana kebersamaan dalam momen berbuka puasa.

Direktur Utama PGE, Julfi Hadi, menekankan peran penting panas bumi sebagai sumber energi bersih dan berkelanjutan, “Panas bumi dengan potensi yang melimpah di Tanah Air memiliki posisi yang strategis dalam mewujudkan swasembada energi di Indonesia, yang menjadi visi pemerintah. PGE berkomitmen untuk memanfaatkan potensi ini guna mendukung target net zero emission (NZE) 2060, memperkuat ketahanan energi nasional, dan mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia,” papar Julfi Hadi.

PGE saat ini mengelola kapasitas terpasang 672,5 MW dari total potensi sumber daya panas bumi sekitar 3 GW milik perusahaan. Dalam upaya ekspansi panas bumi, PGE mengimplementasikan strategi yang meliputi pengembangan proyek-proyek quick wins, pengembangan green field, serta strategi beyond energy yang mencakup produksi produk hijau turunan panas bumi dan penguatan ekosistem downstream.

Sepanjang tahun 2024, PGE mencatat pendapatan sebesar USD 407,12 juta, meningkat 0,20% dibanding tahun sebelumnya, sekaligus mencatatkan rekor tertinggi. Peningkatan ini didorong oleh produksi listrik dan uap sebesar 4.827 GWh, yang juga merupakan capaian tertinggi sepanjang sejarah perusahaan.

BACA JUGA:Lewat “Roda Roda Ramadan,” DAIKIN Salurkan Lebih Dari 1.000 Paket Sembako

Dari sisi laba bersih, PGE mencatat USD 160,30 juta, dengan EBITDA mencapai USD 324,06 juta dan margin EBITDA sebesar 79,60%, melampaui rata-rata industri terbarukan global, yang menandakan kekuatan efisiensi operasional dan finansial perusahaan.

Direktur Keuangan PGE, Yurizki Rio, menyampaikan bahwa meskipun pendapatan meningkat, beban operasi juga turut meningkat, terutama disebabkan oleh biaya bunga pinjaman proyek (diklasifikasikan sebagai beban sesuai PSAK 223 yang berlaku Januari 2024) dan investasi dalam pengembangan sumber daya manusia untuk memastikan ketersediaan talenta unggul yang mendukung pertumbuhan perusahaan.

“Kami menerapkan strategi belanja yang fokus untuk menyiapkan pertumbuhan jangka panjang, termasuk dengan memanfaatkan peningkatan pendapatan tahun ini untuk terus mengembangkan talenta terbaik perusahaan guna mencapai target kapasitas terpasang yang lebih besar. PGE berkomitmen untuk mempertahankan fundamental keuangan yang kuat guna mendukung ekspansi bisnis yang lebih agresif ke depan,” ujar Yurizki Rio.

PGE terus mengembangkan kapasitas pembangkit untuk mencapai target 1 GW dalam 2-3 tahun ke depan. Beberapa proyek utama di 2024 meliputi pengembangan Lumut Balai Unit 2 (55 MW), Hululais Unit 1 & 2 (110 MW), serta berbagai proyek co-generation dengan total kapasitas 230 MW. Tidak hanya pengembangan di hulu, PGE juga menyasar pertumbuhan di hilir. Sepanjang 2024, PGE telah menjalin kerja sama strategis dalam peluang manufaktur komponen PLTP serta pengembangan hidrogen hijau dan amonia hijau bersama mitra domestik dan internasional, termasuk Elnusa, Multifab, Pertamina Gas, dan Sinopec Star.

Semua langkah tersebut menyiapkan fondasi pertumbuhan jangka panjang PGE dengan peta jalan yang jelas untuk ekspansi kapasitas hingga 1,8 GW pada 2033. Untuk mencapainya, dibutuhkan pertumbuhan kapasitas sebesar 12% per tahun. Kinerja solid PGE selama beberapa tahun ini telah menciptakan landasan yang kokoh untuk pertumbuhan bisnis jangka panjang tersebut.

Direktur Operasi PGE, Ahmad Yani, menegaskan bahwa meskipun kapasitas terpasang tidak berubah dari tahun sebelumnya, PGE pada tahun 2024 berhasil meningkatkan produksi melalui berbagai optimalisasi. “Kami terus mendorong peningkatan produksi melalui peningkatan ketersediaan, kapasitas, dan pengurangan outage. Tingkat reliabilitas sistem kami tetap tinggi dengan availability factor untuk uap sebesar 98,91% dan availability factor listrik sebesar 86,5%,” ujar Ahmad Yani.

BACA JUGA:Skechers Rayakan Ramadan Bersama Joe Taslim dan Enzy Storia Melalui Kampanye #YangNyamanYangMenang

PGE terus berkontribusi terhadap pencapaian net zero emissions pada tahun 2060 dengan berhasil menghindari emisi karbon sebesar 4,05 juta ton CO2eq pada 2024. Selain itu, dari sisi keberlanjutan, PGE menduduki peringkat pertama ESG Sustainability Rating untuk perusahaan publik di Indonesia dengan skor 7,1, yang menunjukkan risiko yang sangat rendah.

Direktur Eksplorasi dan Pengembangan PGE, Edwil Suzandi, menegaskan bahwa PGE memiliki komitmen tinggi terhadap keberlanjutan. “Keberlanjutan menjadi bagian integral dari strategi bisnis kami. Selain pengembangan panas bumi, kami juga aktif dalam perdagangan karbon dan eksplorasi teknologi baru untuk meningkatkan efisiensi energi,” ujar Edwil Suzandi.

Dengan rekam jejak kinerja solid, strategi pertumbuhan jangka panjang yang matang, dan komitmen terhadap keberlanjutan, PGE siap memperkuat posisinya sebagai pemimpin di industri panas bumi dan mesin penggerak utama dalam transisi energi nasional.***

Sumber: