Monika Maritjie Kailey: Perempuan Adat Penjaga Aru

Monika Maritjie Kailey: Perempuan Adat Penjaga Aru

Foto; Monika Maritjie Kailey--

Pendidikan: jalan keluar dari kegelapan

Suatu ketika tawaran sangat menarik datang pada Monik. Ia dihadapkan pada dua pilihan: uang atau sekolah. Ia berpikir, dengan uang ia bisa membantu masyarakat adat untuk proses pemetaan wilayah adat. Tapi, uang bisa habis entah dalam satu bulan atau satu tahun. Kalau pilih melanjutkan sekolah, ilmu akan bertahan bersamanya seumur hidup. Inilah yang kemudian membuat dia memutuskan untuk sekolah lagi.

Dari Pemerintah Norwegia, Monik mendapatkan beasiswa untuk belajar di jurusan English Linguistics and Language Acquisition, Norwegian University of Science and Technology. Ia menilai, pendidikan di Aru masih sangat membutuhkan perhatian dari generasi muda. “Pendidikan adalah satu-satunya jalan keluar dari kegelapan. Saya ingin menjadi salah satu orang yang berkontribusi terhadap dunia pendidikan di Aru. Saya ingin mempelajari bahasa Inggris, khususnya bidang linguistik, dan membawa sesuatu yang baru ke dunia pendidikan di Aru,” kata Monik, yang sangat fasih berbahasa Inggris. 

Perempuan yang berprofesi sebagai guru ini datang dari lingkungan yang tidak terbiasa membaca, membedah buku, dan melihat sesuatu dari perspektif berbeda. Di Indonesia ia juga tidak memiliki teman yang haus akan diskusi. “Saya harus memacu diri untuk melakukan semua hal tersebut, karena semua orang di sini inginnya melakukan hal seperti itu. Keadaan ini seperti culture shock sekaligus tantangan untuk mendorong diri sendiri agar tidak tinggal di dalam zona nyaman,” kata Monik.

Bekerja keras sudah menjadi bagian dari kehidupan Monik. Ayahnya selalu berpesan, “Jangan pulang sebelum bawa hasil.” Tentu saja hal tersebut menjadi tekanan tersendiri baginya. “Tapi, di sisi lain, saya menyukai tantangan itu,” kata Monik, yang belum pernah pulang kampung selama berkuliah S2.***

Sumber: