Merawat Kesiapsiagaan Masyarakat Tangguh Bencana di Pesisir Selatan Yogyakarta
Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto (rompi hitam) mendengar penjelasan mengenai dokumen kesiapsiagaan dan peta berbasis risiko bencana di Kalurahan Karangwuni, Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta, Kamis (27/6).--
Lebih lanjut, Kepala BNPB mewanti-wanti bahwa bencana adalah kejadian yang berulang. Setiap bencana menurut verifikasi ilmu sains memiliki ‘hari ulang tahunnya’, sehingga kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat tetap harus menjadi aset utama demi melahirkan manusia-manusia yang memiliki budaya sadar bencana.
“Siklus bencana itu berulang. Tsunami Aceh itu ternyata beberapa puluh tahun yang lalu itu sudah pernah terjadi. Kita sebagai masyarakat tidak ada salahnya untuk harus tetap waspada,” jelas Suharyanto.
Di hadapan para relawan, kepala desa, tokoh kebencanaan dan pemangku kebijakan yang hadir, Suharyanto memastikan bahwa BNPB akan terus mendampingi pemerintah daerah dalam memperkokoh Destana. Suharyanto tidak ingin apa yang sudah menjadi ketetapan dalam pengurangan risiko bencana ini kemudian luntur.
“Program ini akan terus berlanjut. Dari BNPB akan mendampingi agar program ini tetap dapat dilanjutkan. Jangan sampai program yang sudah dilanjutkan terhenti karena masyarakat menganggap tidak ada tsunami, lalu 30 tahun kedepan masyarakat jadi lupa. Ini bahaya,” tutup Suharyanto.***
Sumber: