Suta Widhya: Perubahan Gombal Disuarakan Oleh Politisi Busuk?

Suta Widhya: Perubahan Gombal Disuarakan Oleh Politisi Busuk?

--

Jakarta, AktualNews-Bila cermat mengamati politisi niscaya kita akan mahfum sendiri. Ternyata mayoritas mereka tidak bisa dipercaya. Padahal mereka berani mengatakan "demi Allah, terkutuklah diriku, bila kukhianati harapan rakyat yang mengharap perubahan di negeri ini," demikian mereka katakan saat kampanye.

Dengan promosi gegap gempita menggaungkan perubahan. Berlombalah Nasdem, Partai Demokrat mengusung thema perubahan dan kemudian diikuti oleh PKS. Mereka mengusung sosok Anies Rasyid Baswedan. Dimana kemudian Demokrat keluar setelah Partai PKB setelah masuk ke kubu perubahan dan langsung membetot Muhaimin Iskandar sebagai Cawapres dipasangkan degan Anies Rasyid Baswedan sebagai Capres 2024. 

BACA JUGA:Suta Widhya: KCP-JURDIL Masuk Nomor 14 Dari 22 Pihak Sahabat Pengadilan (Amicus Curiae)

Para politisi dari partai dan paslon AMIN mengusung thema perubahan. Yaitu perubahan sosial dalam bentuk peralihan yang mengubah tata kehidupan masyarakat. Kita sadari rumusan perubahan  harusnya berlangsung terus-menerus. Karena perubahan merupakan arus perubahan yang terjadi pada individu dalam masyarakat dan juga lembaga-lembaga kemasyarakatan yang  tentu saja tidak mudah digerakkan dalam waktu singkat. 

Suatu masyarakat dipengaruhi oleh sistem sosialnya, termasuk nilai, adat, budaya, sikap-sikap sosial dari Individu masyarakat tersebut. Mana mungkin pola perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat bisa dirubah dengan cara cepat oleh Anies Rasyid Baswedan? Sedangkan Jokowi saja yang mempunyai kekuasaan dan mengelola anggaran tidak berhasil dengan revolusi mentalnya. 

BACA JUGA:Suta Widhya: Langka Beras Pasca Kampanye Terakhir 10 Pebruari 2024

Perubahan sosial tidak mungkin terjadi secara otomatis. Karena harus  memiliki mekanisme dan  suatu tujuan tertentu. Kecepatannya dapat bersifat revolusioner maupun evolusioner. Berbagai faktor mempengaruhi perubahan sosial dapat berasal dari dalam masyarakat maupun dari luar masyarakat dan saling berhubungan satu sama lain.

Model perubahan sosial yang utama adalah model konflik yang dicetuskan Karl Marx dan model evolusi yang dicetuskan oleh Herbert Spencer. Kedua model ini tidak terlihat dari tawaran yang disajikan oleh Anies. Revolusioner tidak, evolusioner pun tidak. Belum lagi tawaran perubahan seakan dipasung oleh kekuatan rezim Jokowi yang menggerakkan seluruh aparatus yang dimilikinya demi mempertahankan keberlanjutan rezim koruptif saat ini.***

 

Sumber: