Pesta Walimatul khitan di Kemiri Menjadi Ajang Silaturahmi Antara PPBNI dan Terumbu Banten

Pesta Walimatul khitan di Kemiri Menjadi Ajang Silaturahmi Antara PPBNI dan Terumbu Banten

--

Tangerang, AktualNews - Pada acara pesta walimatul khitan Naufan Fahreza, putra pertama dari Saudara Mardani dan saudari suherna yang digelar pada minggu, 13 Agustus 2023, mendapatkan kehormatan atas kehadiran para Ketua Ormas dan Guru Besar dari Perguruan Pencak Silat Terumbu Banten (PPSTB). 

 

Uniknya pada acara tersebut ada pembahasan tentang sejarah Banten dimana para tokoh-tokoh ormas dan Keluarga Besar dari PPSTB bertemu, tentunya menjadi menarik. Disamping hiburan musik organ tunggal yang ada, justru diistirahatkan sejenak, karena wasilah pertemuan tersebut dari beberapa tokoh tokoh Ormas diantaranya Ketua DPC PPBNI Kabupaten Tangerang dan para Guru besar dari Terumbu sehingga menjadi ajang wasilah untuk bersilaturahmi diantaranya. 

 

Salah satu toko masyarakat di wilayah kecamatan kemiri yakni Drs. Adung Abdul Haris berkesempatan menyampaikan sambutan dan mengupas sekelumit tentang sejarah Terumbu Banten di depan para tamu undangan. Yang mana pada pesta walimatul khitan itu hadir Ketua Umum Terumbu Banten yakni Yadi sufiyadi beserta para keturunan Syech Terumbu atau Syech Beji serta para Ketua PPSTB dari Kabupaten Tangerang yaitu Ali Rohman dan para dewan Pelatih yakni Saepudin beserta anggotanya. Juga hadir Ketua Padepokan macan putih kemiri yakni Yaman kalahideung juga selaku Ketua Ormas PPBNI DPAC Kecamatan Kemiri beserta anggotanya. 

BACA JUGA:Polda Banten Gelar Pengambilan Sumpah dan Penandatanganan Pakta Integritas Seleksi PAG dan SBP Tahun 2023*

Dalam sambutannya Drs. Adung Abdul Haris menceritakan sebegitu rinci dan panjang mengenai sejarah Terumbu Banten, singkatnya bahwa, " Sejarah Terumbu Banten ialah sejarah yang tak bisa dilupakan. Terumbu Banten adalah nama dari seorang ulama besar yang menyebarkan agama Islam lewat seni beladiri, yang dinamai saat ini Pencak Silat Terumbu Banten. Dan diakui Pencak Silat Terumbu Banten merupakan yang tertua yang ada di wilayah Banten, sebelum masa kesultanan Banten, Sultan Maulana Hasanuddin menjadi Raja. Syekh Terumbu sudah menyebarkan agama Islam di Banten dan dilanjutkan oleh muridnya yakni Syech Beji yang saat ini, diera kekinian diteruskan oleh keturunannya yakni Abah Minggu dan seterusnya. "pungkas Penasihat Padepokan Macan Putih Kemiri itu.

 

Adung Abdul Haris juga menjelaskan tentang nama-nama jurus yang ada disilat Terumbu. Dalam konteks jurus Terumbu Banten mengarah ketauhidan seperti dinamai jurus Alif satu, Alif dua dan Alif tiga. Bahwa jurus Alif satu adalah bakti kepada orang tua yakni kepada Ibu, Alif dua bakti kepada Bapak dan Alif tiga bakti kepada guru. Maka sampai kepada guru besar Abah Minggu, kalau tidak memilik guru dari mana beliau dapat kalau bukan wasilah dan silsilah dari Syech Terumbu atau Syech Beji."beber Adung Abdul Haris yang juga seorang penulis Buku sejarah Sumur Sentul dan buku Sejarah Babad Banten yang saat ini sedang dalam proses.

Disamping itu, Ary Marnan selaku Ketua DPC PPBNI Kabupaten Tangerang, berkesempatan menyampaikan harapannya, " Terumbu Banten dan PPBNI sekiranya dapat berkolaborasi dengan baik. Tentunya, disetiap kegiatan-kegiatan Terumbu Banten Kami yang menjadi bagian dari mitra, akan selalu mensupport dan selalu hadir di tengah-tengah kegiatan Terumbu. Begitupun sebaliknya disetiap kegiatan-kegiatan PPBNI, kami akan mengundang keluarga besar dari Terumbu Banten. Kita sama-sama untuk memajukan, menjaga dan melestarikan seni budaya kebantenan, khususnya di kabupaten Tangerang, umumnya wilayah provinsi Banten dan Indonesia. "ucap Ary Marnan.

Dipenghujung pertemuan singkat itu, dimoment pesta walimatul khitan putra dari saudara Mardani yang juga bagian dari salah satu anggota padepokan macan putih kemiri. Ketua Umum Terumbu Banten menceritakan tentang dirinya saat awal mula bergabung bersama Terumbu.

"Saya bergabung di Terumbu sudah 17 tahun sejak 2006 langsung di Dewan Pimpinan Pusat (DPP). Seiring berjalannya waktu, didasari sabar dan ikhlas. Syukur Alhamdulillah sampai saat ini Terumbu masih berdiri kokoh. Bila berbicara tentang Terumbu, pasti kami-kami inilah Terumbu. Namun menyatukan Terumbu itu tidak mudah membalikkan telapak tangan, butuh waktu, proses dan butuh segala-galanya."Ucap Yadi Sufiyadi.

Sumber: