Kantor DPRD Maluku di Karang-Panjang Ambon
Maluku, Aktual News-Ternyata benar pendapat sebagian orang yang mengatakan politik dalam tataran praktisnya atau lebih spesifik dalam sebuah kontestasi memang tak mudah bila mau dihitung memakai sesuatu parameter atau rumus-rumus matematika. Setidaknya begitu yang terjadi dari hasil pemilu legislatif tgl 1 April 2019 yang baru lalu di Maluku. Hasil rekapitulasi perolehan suara para calon anggota DPRD Provinsi Maluku oleh KPU Provinsi Maluku di Ambon ternyata mengungkapkan dalam perebutan kursi keanggotaan DPRD Maluku sejumlah figur unggulan tumbang berjatuhan dan bahkan jabatan sebagai petinggi atau elite parpol di daerah pun ternyata bukan jaminan.
Seperti diketahui, KPU Provinsi Maluku telah selesai melakukan rapat pleno rekapitulasi perolehan suara pemilu legislatif tahun 2019. Hasilnya, sejumlah wajah lama atau calon incumbent memang masih tetap bertahan, antara lain : Edwin Adrian Huwae SH dari PDIP Dapil Kota Ambon yang sekarang masih menjabat Ketua DPRD, R. Efendi Latuconsina SPd dari Partai Golkar Dapil Maluku Tengah, Amir Rumra SPdI dari PKS Dapil Maluku Tenggara Kota Tual dan Kepulauan Aru dan dr. Elviana Pattiasina dari Partai Demokrat Dapil Kota Ambon. Elvira bersama suaminya Roy Elwen Pattiasina SE yang mencalonkan diri dari Partai Demokrat pada Dapil Maluku Tenggara Kota Tual dan Kepulauan Aru juga berhasil lolos.
Tetapi sebaliknya, Hamdani Laturua SH Ketua DPD Partai Nasdem Maluku yang belum begitu lama duduk sebagai anggota antar-waktu menggantikan Herman Hatu SHyang mencalonkan diri maju ke DPD RI malah terpental dari kompetisi antar calon di Dapil Kota Ambon. Sama halnya dengan Basri Damis SH yang sudah beberapa periode menjabat Ketua DPW PKB Maluku dan kembali mencalonkan diri di Dapil Kota Ambon namun ternyata ikut pula tumbang.
Menariknya, di antara nama-nama yang dinyatakan lolos ini terdapat keluarga-karib sejumlah “kepala daerah” di Maluku. Dari Dapil Buru-Buru Selatan selain Murniati Hentihuisteri mantan Bupati Buru Drs M. Husni Hentihu yang kali ini duduk untuk periode ke-3 terdapat Gadis Nadia Umasugianak Ramly Umasugi Bupati Buru dua-duanya dari Partai Golkar bersama Amy. H. Soulissa dari PDIP konon adalah salah satu karib Bupati Buru Selatan Tagop Sudarsono Soulissa, kemudian dari Dapil SBB terdapat Iqbal Payapo anak Bupati SBB Muhammad Yasin Payapo sedangkan Dapil KKT-MBD terdapat Francois Ornodari PDIP dia adalah adik mantan Bupati Drs Barnabas Orno yang baru menjabat 2 tahun sekarang menjabat Wakil Gubernur Maluku dan dari Partai Nasdem Trace Fatlolon adik Bupati MTB Petrus Fatlolon.
Fenomena menarik lainnya, kecuali PDIP yang konstan sama dengan periode 2014-2019 lalu meraih 7 (tujuh) kursi dan Partai Golkar bertahan dengan 6 (enam) kursi, maka lain-lainnya rata-rata mengalami pergeseran jumlah perolehan kursi. Partai Demokrat yang pada periode 2014-2019 lalu juga meraih 6 (enam) kursi bersama PKS sehingga bertiga Partai Golkar menempati posisi “Wakil Ketua”, kali ini sama-sama melorot. PKS hanya bisa meraih 5 (lima) kursi, malah Partai Demokrat mengalami penyusutan 2 (dua) hingga tinggal 4 (empat) kursi. Ada 2 (dua) parpol pendatang baru yang berhasil menempatkan wakilnya di “rumah rakyat” di Karang Panjang Ambon ini, masing-masing : 2 (dua) orang dari Partai Perindo atas nama Jantje Wacano bersama Usama Namakule dan Partai Berkarya 1 (satu) orang atas nama Ayu Hasanusi.
Adapun mereka yang berhasil terpilih bakalan duduk dalam keanggotaan wakil rakyat di DPRD Provinsi Maluku periode 2019-2014 mendatang, terdiri dari :
1. PKB 3 orang, yaitu : Ikram Umasugi (Buru, Buru Selatan), Muin Refra (Tual, Maluku Tenggara, Aru) dan Ruslan Hurasan (Maluku Tengah)
2. Partai Gerindra 6 orang, yaitu : Robby Gaspersz (Kota Ambon), Andi Munaswir Intan (Maluku Tengah), Alimudin Kolatlena (SBT), Hatta Hehanussa (SBB), Saodah. T. Tethol (Tual, Maluku Tenggara, Aru), Melkias Saerdikut (KKT, MBD)
3. PDIP 7 orang, yaitu : Lucky Wattimury (Kota Ambon), Amy. H. Soulissa(Buru, Buru Selatan), Edwin Adrian Huwae (Maluku Tengah), Javet. J. Pattiselano (SBT), Samson Atapary (SBB), Wellem Kurnala (Tual, Maluku Tenggara, Aru), Francois Orno (KKT, MBD).
4. Partai Golkar 6 orang, yaitu : Richard Rahakbauw (Kota Ambon), Gadis Nadia Umasugi (Buru, Buru Selatan), Freddy Rahakbauw (Tual, Maluku Tenggara, Aru), Anos Yermias (KKT, MBD), Rasyid. E. Latuconsina(Maluku Tengah), Murniaty. S. Hentihu (Buru, Buru Selatan)
5. Partai Nasdem 3 orang, yaitu : Irawadi (Maluku Tengah), Tarce Fatlolon(KKT, MBD), Justina Renyaan (Tual, Maluku Tenggara, Aru).
6. Partai Berkarya 1 orang, yaitu : Ayu Hasanussi
7. PKS 5 orang, yaitu : Rostina (Kota Ambon), Abdul Azis Sangkala (Maluku Tengah) Rauzan Alkatiri (SBT), Turaya Samal(SBB), Amir Rumra (Tual, Maluku Tenggara, Aru)
8. Perindo 2 orang, yaitu : Jantje. G. Wenno (Kota Ambon, Usama Namakule(Maluku Tengah).
9. PPP 2 orang, yaitu : Rovik A. Afifuddin(Kota Ambon), Azis Hentihu(Buru, Buru Selatan)
10. PAN 1 orang, yaitu : Wahid Laitupa(Maluku Tengah)
11. Partai Hanura 5 orang, yaitu : Temy Oersepuny(Tual, Maluku Tenggara, Aru), Hengky. R. Pelata (KKT, MBD), Iqbal Payapo(SBB), Julius Pattipeiluhu (Maluku Tengah), Edyson Sarimanela (Kota Ambon)
12. Partai Demokrat 4 orang, yaitu : Elwen Roy Pattiasina (Tual, Maluku Tenggara, Aru), AsriArman (SBB), Elviana Pattiasina(Kota Ambon), Wellem. Z. Wattimena (Maluku Tengah).
Publik tentu berharap, tampilnya wajah-wajah baru ini harus lebih memberikan penguatan terhadap kelembagaan DPRD Provinsi Maluku agar ke depan nanti bisa lebih berprestasi, bukan hanya sekedar tampil membebani anggaran keuangan daerah untuk membelanjai penyediaan fasilitas-fasilitasnya padahal tidak bisa memberikan kontribusi yang setara dengan anggaran untuk belanja keanggotaannya sebagai Anggota DPRD Provinsi Maluku.[ Red/Akt-13 ]