Bogor, AktualNews– Kecamatan Cigudeg, salah satu wilayah di Kabupaten Bogor bagian barat, menyimpan jejak sejarah panjang yang erat kaitannya dengan perkembangan pertanian dan perniagaan sejak masa kolonial. Nama Cigudeg sendiri diyakini berasal dari pohon gudeg atau sejenis pohon besar yang dahulu banyak tumbuh di wilayah ini, menjadi penanda dan pusat aktivitas warga pada masa lampau.
Pada era kolonial Belanda, Cigudeg dikenal sebagai daerah yang subur dengan hasil bumi melimpah, terutama padi, kopi, dan karet. Hal inilah yang membuat kawasan ini berkembang menjadi lumbung pangan dan sekaligus jalur perdagangan penting menuju wilayah Bogor hingga Banten.
BACA JUGA:Akhirnya Jalan Penghubung Rumpin dan Cigudeg Terealisasi
Selain sektor pertanian, Cigudeg juga memiliki nilai budaya dan sejarah dengan keberadaan sejumlah situs serta tradisi masyarakat Sunda yang masih lestari hingga kini. Dalam perjalanannya, kawasan ini berkembang pesat seiring dengan adanya pembangunan infrastruktur jalan raya yang menghubungkan Cigudeg dengan Leuwiliang, Jasinga, hingga Rangkasbitung.
Camat Cigudeg, Ade Zulfahmi, menyampaikan bahwa sejarah panjang kecamatan ini harus dijaga sebagai warisan penting.
“Cigudeg bukan hanya wilayah administratif, tapi juga menyimpan sejarah dan identitas masyarakatnya. Dari daerah agraris yang sederhana, kini Cigudeg menjadi pusat pertumbuhan baru di Bogor Barat. Kami berkomitmen menjaga tradisi sekaligus mendorong pembangunan yang seimbang antara budaya, ekonomi, dan infrastruktur,” ujar Ade.
BACA JUGA:Camat Cigudeg Angkat Bicara, Sering Terjadi Kecelakaan Di Jalur RAwan
Kini, dengan jumlah penduduk yang terus bertambah dan pembangunan yang semakin berkembang, Cigudeg dihadapkan pada tantangan besar, mulai dari infrastruktur jalan, pendidikan, hingga pengembangan wisata. Namun, potensi alam dan sejarahnya menjadi modal kuat untuk membawa Kecamatan Cigudeg menuju masa depan yang lebih maju tanpa meninggalkan akar budayanya.***