Bogor, AktualNews - Dinas Pariwisata di Kabupaten Bogor memiliki peran penting dalam mengelola berbagai bidang yang saling terkait, yaitu pariwisata, kebudayaan, pelestarian, dan sumber daya manusia (SDM) pariwisata. Dalam upaya mengembangkan sektor-sektor ini, Dinas Pariwisata telah mengimplementasikan berbagai program untuk menjaga keseimbangan antara pelestarian kebudayaan dan pengembangan pariwisata, serta memfokuskan perhatian pada standar dan pemanfaatan teknologi.
Pada tahun ini, Dinas Pariwisata Kabupaten Bogor mulai fokus pada standarisasi di sektor hotel, restoran, dan kafe (HK, F&B). Namun, tak hanya itu, mereka juga mulai memperkenalkan konsep digital marketing untuk membantu desa-desa wisata memasarkan potensi pariwisata mereka. "Kita baru fokus kepada standarisasi pada HK, F&B, tahun ini kita sudah mulai fokus ke digital marketing untuk membantu desa-desa pariwisata memasarkan pariwisata di desa-desa," ujar Kepala Dinas Pariwisata, menjelaskan upaya peningkatan daya saing pariwisata desa di era digital ini.
Sementara itu, dalam lingkup kewenangan yang lebih besar, sektor pariwisata yang berada di bawah kementerian pariwisata mengelola destinasi wisata seperti Goa Godawang. Selain itu, pengelolaan destinasi lainnya seringkali berada di bawah kewenangan Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup (KEMHUT). Hal ini menunjukkan bahwa pengelolaan pariwisata di Kabupaten Bogor melibatkan banyak pihak dengan berbagai kewenangan.
Dalam upaya menjaga kualitas pengelolaan pariwisata dan mencegah praktik pungutan liar (pungli), Dinas Pariwisata secara rutin melakukan monitoring dan pembinaan langsung kepada pengelola destinasi wisata. Sebagaimana diungkapkan oleh Plt Sekdis Kementerian Kebudayaan, Bu Titi Sugiarti, "Untuk pungli kita melakukan monitoring, pembinaan ke pengelolanya langsung," memastikan bahwa destinasi wisata tetap dikelola dengan baik tanpa adanya praktik ilegal yang merugikan masyarakat dan pengunjung.
BACA JUGA:Audiensi IWO Bogor Raya Bersama Disbudpar Kabupaten Bogor
Selain pariwisata, Dinas Pariwisata Kabupaten Bogor juga memiliki perhatian besar terhadap pelestarian kebudayaan, khususnya dalam hal cagar budaya dan kesenian tradisional. Kabupaten Bogor sendiri telah menetapkan 43 cagar budaya, dan hingga saat ini, 35 juru pelihara cagar budaya telah dibentuk untuk menjaga warisan sejarah tersebut. Meskipun baru dapat memberikan honor dan peralatan kebersihan kepada para juru pelihara, upaya ini tetap penting untuk menjaga keberlanjutan pelestarian cagar budaya.
Kesenian tradisional seperti Angklung Gubrak dan Silat Cimande juga menjadi bagian penting dari kebudayaan Kabupaten Bogor yang perlu dijaga. "Bogor punya 2 angklung gubrak dan silat cimande," tambah Bu Titi, menegaskan betapa berharganya warisan budaya yang ada di daerah tersebut.
Dalam kerangka yang lebih luas, upaya pengembangan kebudayaan, ekonomi kreatif, dan pariwisata yang dikelola oleh Kementerian Kebudayaan juga menjadi perhatian utama dalam pembangunan daerah. Ketiga urusan ini saling mendukung dan berkontribusi pada peningkatan daya saing dan keberlanjutan ekonomi di Kabupaten Bogor.
Dinas Pariwisata Kabupaten Bogor juga memiliki delapan program kegiatan yang bertujuan untuk melestarikan dan mengembangkan kebudayaan lokal. Program ini mencakup pengelolaan kebudayaan melalui pelestarian tradisi, upacara adat, pembinaan seni dan budaya tradisional, serta bantuan alat seni. Selain itu, pelestarian benda-benda cagar budaya juga menjadi prioritas dengan melibatkan tim ahli dalam melakukan kajian, sertifikasi, dan penelitian untuk memastikan keaslian dan nilai historisnya.
Dengan adanya berbagai program ini, Dinas Pariwisata Kabupaten Bogor berusaha untuk menjaga keseimbangan antara kemajuan pariwisata dan pelestarian kebudayaan, sekaligus memberdayakan masyarakat dalam mengelola potensi wisata dan budaya mereka. Upaya ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian dan pelestarian warisan budaya di Kabupaten Bogor.***