MENAPAK SAAT-SAAT TERAKHIR REZIM (2): Seruan Nasional untuk Selamatkan Indonesia dan Merdeka Kembali

Senin 22-01-2024,05:55 WIB
Reporter : Hans SW
Editor : UG DANI

Jakarta, AktualNews - Saya memang tidak hidup di jaman Soekarno kecil... beda  kami 40 tahun lebih... Tapi aku membaca cerita waktu kecilnya Soekarno... Dia orang Jawa Timur... mungkin ada darah Majapahit... hanya itu persamaannya. Dia lahir di Surabaya... saya di Tulung Agung.

Soekarno tidak beda dari anak-anak Indonesia lain pada umumnya yang hidup sederhana dan apa adanya di jaman penjajahan Belanda... Tapi garis hidupnya memang hanya Allah yang telah menuliskannya. Soekarno menjadi dewasa secara luar biasa. Orang tuanya yang tidak terkenal, bahkan sampai sekarang, tanpa sadar, tapi "tahu" siapa Soekarno nantinya... Maka Soekarno sering disebutnya sebagai "anak Fajar"...

Kelahirannya di Tanah Nusantara seakan-akan menjadi penerang bagi seluruh Buana, tidak sekedar Nusantara, tapi seperti "Fajar Menyingsing" yang membikin Negara-Negara dan Bangsa-Bangsa di seluruh Dunia, Asia, Afrika dan Amerika Latin, untuk bangun, bangkit melawan kolonialisme dan merdeka... Sungguh luar biasa.

Kemudian memang Allah pula yang mempertemukannya dengan Hatta... Seperti Musa dan Harun... Sampai sekarang tidak ada duanya yang seperti Soekarno-Hatta di Dunia ini. Indonesia yang luar biasa besar dan kaya-rayanya, yang tiada pula duanya, berhasil dipersatukannya dari Sabang sampai Merauke... Sungguh luar biasa!

BACA JUGA:Stalin dan Ayam Bondol

Jadi, wahai Rakyat Bangsa Indonesia... para tokoh dan aktivis... juga para Pendatang Asing... jangan sombong  kau! Dibanding dengam perjuangan Soekarno-Hatta, kau belum sepotong kukunya. Sudah diantarkannya pula kalian ke depan Pintu Gerbang Kemerdekaan... Tapi malah kalian hancurkan Negeri Pertiwi ini... sehancur-hancurnya... Sungguh bedebah! Dan biadab!

Soekarno kecil tidak berbeda dari kebanyakan kita... yang hidup tidak berkecukupan. Entah karena itu atau yang lain, dia berpindah-pindah sekolah... dari Surabaya ke Tulung Agung... sekolah menengah pertama di Surabaya lagi... pernah pula di sekolah menengah atas di Semarang... lalu kembali ke Surabaya menjadi muridnya Haji Oemar Said Tjokroaminoto. Di situ Soekarno belajar menjadi penulis dan ahli pidato.

Lulus SMA di jaman Belanda itu, melanjutkan sekolah di Sekolah Tinggi Teknik Universitas Indonesia di Bandung (sekarang Institut Teknologi Bandung), Jurusan Teknik Sipil, satu-satunya Jurusan. Lulus sebagai insinyur, Soekarno mendirikan Partai Nasional Indonesia. Dari situ Soekarno mulai berpidato di mana-mana menyampaikan Suara Perjuangan untuk Kemerdekaan Indonesia. Luar biasa... pidato-pidato dan tulisan-tulisannya mendapat sambutan dari seluruh penjuru Hindia Belanda. Pemerintah Hindia Belanda berang, Soekarno diberi peringatan dan rapat-rapatnya dibubarkan. Akhirnya Soekarno ditangkap, ditahan dan diadili serta dipenjara. Selanjutnya dibuang sekeluarga ke Flores, lalu ke Bengkulu.

Sementara itu, adalah seorang pemuda Mohamad Hatta yang sedang belajar Ilmu Ekonomi di Belanda. Bersama teman-temannya dari Hindia Belanda mendirikan Perhimpoenan Pemoeda Indonesia. Mereka menggugat Pemerintah Belanda atas penjajahannya terhadap Hindia Belanda, dan menuntut diakhirinya penjajahan tersebut. Hatta dan kawan-kawannya pun ditangkapi, ditahan dan diadili... Tapi mereka menang.

BACA JUGA:Ancaman Kekerasan Terhadap Perempuan di Era Digital

Sesudah menyelesaikan sekolahnya, sebelum pulang, Hatta sempat mengambil kuliah Hukum Tata Negara. Ilmu-ilmunya itulah yang menghiasi banyak Pasal dalam UUD 1945 Asli. Hatta pulang dan segera menemui Soekarno. Hatta pun mendirikan Partai Pendidikan Indonesia, dan menerbitkan koran Daoelat Rakjat. 

Tulisan-tulisan Hatta tentang kemerdekaan pun membikin Pemerintah Hindia Belanda murka... Seperti Soekarno, Hatta beserta teman-temannya para lulusan Belanda pun ditangkapi, ditahan dan dibuang, antara lain, ke Digul, Irian Barat, lalu ke Banda.

Perjuangan Soekarno, Hatta dan tokoh-tokoh lain tidak pernah usai. Mereka memanfaatkan kedatangan Penjajah Jepang (1942-1945) untuk kemerdekaan. Bersama Sutan Syahrir dan tokoh-tokoh pejuang lainnya, serta para pejuang Pembela Tanah Air (PETA), akhirnya Soekarno dan Hatta bisa memproklamirkan kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, atas nama Bangsa Indonesia... Yaitu sesudah Jepang menyerah kepada Amerika Serikat dan sekutunya di Eropa Barat.

Sebelumnya, menjawab pertanyaan penguasa Jepang, atas dasar apa Indonesia mau menjadi negara yang merdeka, Soekarno-Hatta dan para Pejuang Kemerdekaan mendirikan Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPKI) pada Maret 1945. Pada Maret itu pula Soekarno-Hatta bersama tim yang dipimpin oleh Mr. Soepomo, konsep atau _draft_ Konstitusi UUD 1945 pun sudah disiapkan.

Di dalam Sidang-sidang BPUPKI tersebut Soekarno menyampaikan pidatonya pada 1 Juni 1945. Yaitu, untuk menjawab pertanyaan Penguasa Jepang tentang Dasar Negara. Keluar dari mulut Soekarno sendiri, dasar negara itu disebutnya Pancasila:  "... di atas dasar itu  kita bangun Negara Republik Indonesia yang merdeka dan berdaulat..."

Kategori :