Jakarta, AktualNews - Anggota Komunitas Serumpun Bakung dan simpatisan pada Minggu (10/9) melakukan aksi damai bertajuk "Aksi Cinta" yang merupakan bentuk dukungan kepada Siswi-Siswi SMPN 1 Lamongan yang dicukur rambutnya oleh salah satu guru karena tidak menggunakan ciput.
Aksi jalan santai yang pesertanya para perempuan dan anak-anak, di area CFD Jakarta mengusung tujuh pesan, yaitu:
BACA JUGA:Wujudkan Keakraban, Babinsa Tipes komsos dengan Warga Binaan
1. Jangan paksa! WE KNOW what to wear.
2. Jangan paksa! Perempuan BISA Memilih Sendiri apa yang dia pakai.
3. Kita penduduk Nusantara beriklim tropis. Kerudung sudah sopan.
4. Para Siswi korban cukur rambut di Lamongan; kalian TIDAK MELANGGAR aturan apapun! We LOVE YOU.
5. Tidak ada hubungan MORAL siswi dengan tutup kepalanya.
6. Habis Gelap Terbitlah Terang. JANGAN sampai GELAP lagi.
7. Rambut adalah Mahkotaku, Karakterku, Harga diriku. I LOVE MY HAIR
BACA JUGA:Setelah Tiga Hari Hilang Karena Hanyut di Sungai Alas Desa Kompas, Ditemukan Sudah Tak Bernyawa
Komunitas Serumpun Bakung didirikan lima tahun lalu atas prakarsa puluhan perempuan yang prihatin dengan makin tergerusnya nilai-nilai toleransi di Indonesia dalam berbagai bentuk, termasuk intoleransi berpakaian.
Perempuan "dipaksa" berbusana di luar kehendak bebasnya adalah pelanggaran HAM dan bentuk intoleransi. Bersama dengan bentuk-bentuk intoleran lainnya jika dibiarkan akan semakin menjauhkan bangsa Indonesia dari rasa persatuan dan kesatuan dalam bingkai kebhinnekaan.
BACA JUGA:Inilah Pesan Jamaludin Cakades Kemiri, Saat Kunjungan Ke Warga
Pencukuran rambut siswi-siswi SMPN 1 Lamongan, Jawa Timur adalah sedikit saja contoh nyata pemaksaan berbusana bagi perempuan yang juga dilakukan oleh perempuan lain, dalam hal ini guru perempuan.