Indonesia Pasca Jokowi: Dances with Wolves (9) Ganyang Malaysia terulang di Ukraina 

Indonesia Pasca Jokowi: Dances with Wolves (9) Ganyang Malaysia terulang di Ukraina 

Jakarta, AktualNews-Kalau Rusia itu adalah Indonesia, maka sebagai orang Indonesia saya pasti terusik oleh ulah Zelenskiy, mantan Pelawak yang terpilih menjadi Presiden Ukraina. Sudah tahu, bahwa dulu Ukraina adalah bagian dari Uni Soviet Rusia, dan bahwa Rakyat Ukraina (juga Belarusia) adalah satu kelompok etnis dengan Bangsa Rusia... Seperti halnya orang Indonesia dan Malaysia juga satu Kelompok Etnis Melayu. Bahkan dalam beberapa buku tentang Aborigin Australia, juga disebutkan mereka sebagai etnis Malayu. Jadi adalah tidak rasional, kalau Zelenzkiy "minta tolong" Barat melindungi Ukraina dari Rusia. Mirip seperti Malaysia minta perlindungan kepada Inggris, karena takut kepada Indonesia. Apalagi Dunia tahu, Eropa Barat adalah mantan Imperialis-Kolonialis yang sampai sekarang pun masih mempunyai jiwa sebagai Imperialis-Kolonialis. Bukankah Folkland Island di Argentina masih "milik" Inggris dan New Caledonia di Pasifik "milik" Perancis?! Dan AS mempunyai 600 _military base_ di seluruh Dunia, termasuk di Irak yang diinvasinya pada 2003. Belum lama pula meninggalkan Afghanistan setelah mendudukinya selama 20 tahun. Seluruh Dunia tahu itu semua... Jadi ulah Zelenskiy itu tidak beda dengan Boneka-boneka hasil kerjasama dengan *Trio UK-EU-US* seperti Hamid Karzai dan Ashraf Gani dari Afghanistan, dan banyak lagi boneka-boneka yang lain. Sangat mungkin Trio UK-EU-US itu menggunakan NATO untuk memprovokasi Zelenskiy demi melawan Rusia. Entah apa imbalannya bagi mantan Aktor Lawak yang terus _merèngèk-rèngèk_ minta tolong dari Barat itu...?! NATO memang dibentuk Trio UK-EU-US untuk menghadapi Uni Soviet Rusia pasca Perang Dunia II. Sekalipun Pasca Perang Dingin, sementara Uni Soviet Rusia pecah dan Jerman bersatu kembali, EU sendiri mulai mereda rasa takutnya terhadap mantan Negara Tirai Besi tersebut. Sepertinya perdamaian Dunia akan terwujud Pasca Perang Dinglin. Segala kemungkinan perang dahsyat dengan Peluru Kendali dan Bom Nuklir dirundingkan untuk dicegah penggunaannya... Jerman mengambil Gas dari Rusia, lewat Ukraina, untuk disalurkan ke negara2 EU... Demikian pula AS di bawah Presiden Donald Trump. Trump mendekat ke Rusia, mengecam NATO, berunding dengan Korea Utara, tetapi tetap memusuhi Iran dan mencurigai Timur Tengah dan Negara-negara Islam. Sebagian Rakyat AS dan sebagian Dunia, termasuk EU, menganggap kemenangan Trump dibantu oleh Presiden Rusia Putin. Bahkan sebagian dari Politisi AS dari sayap Demokrat mengira bahwa Trump sengaja meminta bantuan Putin untuk menghancurkan reputasi lawan kandidatnya sebagai Presiden AS, Hillary Clinton... Salahsatu upaya Trump merusak reputasi Hilary adalah dengan menyebarkan berita buruk tentang Calon Presiden perempuan AS itu yang tertidur di Benghasi, Libya Timur, ketika Pasukan bersenjata tak dikenal menyerbu Kedubes AS di Benghasi dan membunuh Dubesnya... Sementara itu Zelenskiy sempat berkunjung ke AS menemui Trump untuk menyampaikan keinginannya meminta bantuan senjata dan menjadi anggota NATO. Dari sini saja terlihat Zelenskiy tidak mampu "melihat" the close encounter antara Trump dan Putin. Tentu saja keinginan Zelenskiy ditolak Trump. Bahkan Dutabesar AS di Ukraina ditarik, karena beda pendapat. "Skandal Asmara" Trump-Putin ini bahkan sempat mengancam Trump sendiri dengan _impeachment_. Trump pun mengancam menarik bantuannya kepada NATO... Akibat kebijakannya yg kacau ini ditambah Pandemi Covid 19 yang tak bisa diatasi, Trump kalah dalam Pilpres 2021 Syahdan, pada 16 September 1963 sebuah Federasi Negara-negara antara Malaya, Singapura, Serawak, Sabah dan Brunei di bawah naungan Negara-negara Persemakmuran _(Commonwealth of Nations)_ bekas Jajahan Inggris terbentuk. Soekarno menganggap Federasi itu sebagai upaya Kolonialis Asing mengepung Indonesia. "We are being encircled. We don't want to have neo-colonialism in our vicinity!", protes Soekarno. Soekarno menolak alasan, bahwa Malaysia dibentuk untuk membendung arus etnis Cina dari RRC agar rumpun Melayu di sana tetap mayoritas... Lalu mengumumkan _Ganyang Malaysia_, sebuah aksi konfrontasi untuk membubarkan Negara Federasi ini. Pengakuan dini Presiden Kennedy atas Malaysia dan ditolaknya bantuan untuk Indonesia, mendorong Soekarno menuduh AS tentang rencana CIA untuk menyingkirkannya dan menjatuhkan pemerintahnya. Meninggalnya Perdana Menteri Juanda Kartawidjaja pada 7 November 1963 dan menyusul itu terbunuhnya John F. Kennedy pada 22 November 1963 membuat berbagai upaya untuk memperbaiki hubungan AS-RI menjadi kandas. Sekalipun Robert Kennedy, adik JFK, telah berusaha keras memperbaikinya dengan datang ke Jakarta, hubungan buruk terus berlanjut. Pelitnya Kongres AS dan Presiden Lyndon B. Johnson, pengganti JFK, dalam memberi bantuan ekonomi, keuangan dan Angkatan Perang kepada Indonesia dibanding dengan Rusia di bawah Kruschov, seperti pembangunam Krakatau Steel, Jembatan Semanggi, Gedung MPR dan Gelora Bung Karno, serta bantuan militer, menambah jauhnya hubungan tersebut. Akan tetapi Peristiwa G30S/PKI akhirnya mengubah sejarah Indonesia dan Soekarno, sebagaimana Soekarno menuduh AS dan Inggris ada di balik tragedi itu... Munculnya Soeharto membikin Ganyang Malaysia berakhir. Naungan Persemakmuran Inggris pun berakhir. Tetapi Prajurit Marinir Usman dan Harun yang berhasil masuk Singapur telanjur tertangkap dan dihukum gantung. Nama mereka diabadikan menjadi nama sebuah kapal perang RI Usman-Harun. Ambisi Zelenskiy untuk mengubah dirinya dari Aktor Pelawak macam Jerry Lewis menjadi Al Capone seperti dimainkan Robert De Niro, telah membawa kerusakan dan kesengsaraan kepada Rakyat Ukraina... Sifat Fasismenya itu menjadi sebab tak ada pihak yang mau menolong, termasuk UE, UK dan AS... Kiev akan jatuh, Zelenskiy mungkin terbunuh, ada presiden baru yang pro Rusia, lalu militer Rusia ditarik mundur.. Seandainya Indonesia sebesar Rusia waktu itu, Inggris pun tidak akan membantu Malaysia sekalipun meminta tolong... Sementara AS diam, karena sudah siap-siap lari dari Vietnam...setelah kalah dari Vietcong... Sementara di Indonesia sekarang ini juga ada tokoh macam Presiden yang mirip Zelenskiy: Seorang Punokawan yang ingin menjadi Ratu dalam sebuah Drama Ketoprakan... dengan meminta tolong kepada RRC... Sungguh berbahaya... Karena itu dia harus dihentikan. [ Red/Akt-01/SB ]   Sri-Bintang Pamungkas Jakarta, 6 Maret 2022 @SBP

Sumber: