Antara Rapid Test Covid-19 di Tanzania dan Air Zamzam Tanahabang
Jakarta, Aktual News-Bila anda pulang haji dan atau umroh dari Makah maka dipastikan air zamzam yang anda bawa pulang dengan volume terbatas niscaya bisa dipercaya keasliaannya. Tapi, tidak ada jaminan bila anda menambah volume air zamzam demi memberi oleh-oleh ke sanak famili dengan membeli di Jakarta atau kota besar yang menjual air zamzam di tanah air. Seperti ini analogi yang terjadi di Afrika, dimana pada 4 Mei 2020 lalu, web Aljazeera menayangkan berita unik di Afrika. Begini kisahnya: Presiden Tanzania, John Magufuli punya ide unik terhadap Rapid Test yaitu dengan menguji coba kit pengujian coronavirus Made in Cina pada sampel yang diambil dari kambing dan pawpaw. Hasilnya? Wau! Positive Covid, bro. Tentu saja Presiden John Magufuli mencurigai alat tes itu. Ia mengatakan, bahwa ada yang tidak beres dengan alat test ini, kemungkinan orang diuji dan hasilnya positif padahal kenyataannya, mereka tidak terinfeksi oleh Virus Corona. Magufuli langsung memerintahkan pasukan keamanan Tanzania untuk memeriksa kualitas kit Covid19 yang merupakan barang impor dari Cina itu. Mereka secara acak menyelipkan beberapa sampel non-manusia, termasuk dari pawpaw, kambing, dan domba, tetapi diberi label nama manusia dan umurnya. Semua sampel itu kemudian diserahkan ke laboratorium Tanzania untuk menguji virus corona, dimana teknisi laboratorium sengaja tidak diberitahu. Magufuli mencurigai ada sesuatu yang tidak beres. Kesimpulannya, kita seharusnya tidak menerima begitu saja bantuan medis dari Cina. Sebab belum tentu setiap bantuan Cina bermanfaat untuk kebaikan bagi bangsanya. Segera hari Sabtu (2/5), Magufuli mengumumkan bahwa ia telah memesan perawatan herbal untuk virus corona yang digembar-gemborkan oleh Presiden Madagaskar. "Saya sudah menulis surat kepada Presiden Madagaskar dan kami akan segera mengirimkan sebuah pesawat untuk mengambil obat itu," katanya. Obat herbal, yang disebut "Covid Organics" dan disiapkan oleh Institut Malagasi untuk Penelitian Terapan, dibuat dari Artemisia, tanaman yang dibudidayakan di Madagaskar. Meskipun kurang didukung bukti ilmiah, Presiden Madagaskar, Andry Rajoelina, mengklaim bahwa obatnya telah menyembuhkan beberapa orang Madagaskar dari COVID-19. Anak-anak di sana sudah kembali ke sekolah dan diwajibkan mengonsumsi obat herbal ini. Di Indonesia sehebat ini sudah banyak beredar obat Corona, mulai dari tingkat alam barzah hingga alam nusantara telah disampaikan oleh seorang haji hingga seorang yang mengerti tentang gizi. Tapi, itu serius hanya di WhatsApp tersaji. Sudah pasti yang disampaikan oleh anak bangsa ini dijamin keasliannya, karena semua bahan baku berasal dari alam Indonesia. Dari resep pak haji misalnya cukup air kelapa muda, setengah sendok garam, dan sebutir jeruk nipis atau jeruk peras. Tentu syarat berikutnya sebagai resep adalah dengan membaca doa. Apa yang salah dengan resep ala Indonesia? Anda jangan tertawa dulu. Itu semua asli Indonesia. Tapi, apa jaminan bila resep dari Cina? Keasliaannya hanya mungkin terjadi di negara asal pastinya. Bukan tidak mungkin Rapid Test produk Cina yang beredar di Indonesia saat ini sudah "campur tangan" pedagang air zamzam di Tanahabang, misalnya? Atau sama dengan pengalaman Presiden Tanzania? Wallahu alam. Yang jelas ratusan triliunan dana sudah disiapkan oleh pemerintah Indonesia. Inilah kepastian yang bikin banyak orang mempertanyakan lahirnya Perppu di *Mahkamah Konstitusi* untuk menghadapi pandemi covid19 VIRUSCINA-19 Corona. [ Red/Aktt-01.] Jakarta, 8 Mei 2020 Suta Widhya SH Direktur KuTIP Konsorsiumuntuk Transparansi Informasi Publik
Sumber: