Mahasiswa Aceh Nilai Kebijakan Penerapan Jam Malam Sangat Ambigu dan Berlebihan

Mahasiswa Aceh Nilai Kebijakan Penerapan Jam Malam Sangat Ambigu dan Berlebihan

Aceh, Aktual News-Isra Fu'addi mahasiswa Hukum Tata Negara Uin Ar-Raniry menilai kebijakan pemerintah Aceh dalam menerapkan jam malam dinilai sangat ambigu dan berlebihan. "Kenapa siang hari tidak diterapkan hal yang sama kalau memang alasannya untuk memutuskan rantai penyebaran, apakah virus covid-19 cuma ada pada malam hari. Kenapa akses keluar masuk jalur darat dan udara juga tidak diberhentikan sejauh ini, padahal kita ketahui sendiri jalur tersebut merupakan jalur perjalanan dari wilayah zona merah". Menurutnya, salah satu contoh kemarin beredar sebuah video ada 7 orang WNA masuk melalui bandara SIM tanpa pengawalan yang ketat hingga diketahui mereka menuju kabupaten Nagan Raya. "Untung saja pemerintah Nagan Raya segera mengambil sikap tegas untuk segera memerintahkan mereka kembali, artinya pemerintah terlalu over ke masyarakatnya tapi tidak tegas pada akses keluar masuk daerah. Kami minta semua bandara di Aceh segera ditutup untuk sementara" Ketua IPPELMAS (Ikatan Pemuda Pelajar dan Mahasiswa Simeulue) ini juga menambahkan sejauh ini kita belum mengetahui apa langkah-langkah strategis pemerintah Aceh dalam mencukupi kebutuhan pokok masyarakat. "Diihimbau tetap dirumah saja, lalu masyarakat mau makan apa? Bapak enak dapat gaji setiap bulan, lalu masyarakat biasa yang kalau gak kerja gak makan bagaimana nasib mereka". Isra berharap harusnya pemerintah pusat dan daerah melihat persoalan ini lebih esensial untuk keselamatan masyarakat, silakan buang dulu ego sektoral demi untuk kepentingan bersama. "Hari ini masyarakat ingin melihat pemimpinnya yang bisa hadir memberikan perlindungan dan juga menghadirkan kenyamanan bukan penguasa yang mana semua diatur tanpa ada kebijakan yang berpihak sehingga masyarakat merasa tertekan" tutupnya. [ Red/Akt-01 ]     Aktual News

Sumber: