Mengenal Penguatan Pendidikan Karakter

Mengenal Penguatan Pendidikan Karakter

Labuhanbatu, Aktual News-Sekolah bertanggungbjawab bukan hanya mencetak siswa yang unggul dalam ilmu pengetahuan dan teknologi,tetapi juga falam jati diri,karakter dan keperibadian. Hal ini relevan dan kontekstuall yang bukan hanya di negara negara yang tengah mengalami krisis watak seperti indonesia. Tetapi juga bagi negara negara maju seklipun.sekolah,pada hakikatnya bukanlah sekedar tempat "transfer of knowledge" belaka. Sekolah tidaklah semata matavtempat dimna guru menyampaikan pengetahuan melalui berbagai mata pelajaran. Sekolah juga adalah lembaga yang mengusahakan usaha dan proses pembelajaran yang berorientasi pafa nilai. Organisasi sebuah sistem sekolah dalam dirinya sendiri sebuah usaha moral. Kareba ,iyavmerupakan usaha sengaja masyarakat manusiavuntuk mengontrol pola perkembangan (buku sagala,2009:34). Pembentukan watak dan pendidikan karakter melalui sekolah,tidak bisa dilakukan semata mata melalui pembelajaran pengetahuan,tetapi adalah melalui penanaman atau pendidikan nilai nilai.Secara umum,kajian kajian t3ntabg nilai biasanya mencakup dua bidang pokok,estetika,dan etika (atau akhlak,moral,budi pekerti). Estetika mengacu kepada hal hal tentang dan justifikasi terhadap apa yang dipandang manusia sebagai "keindahan",yang mereka senangi. Lingkungan masyarakat luas jelas memilikivpengaruh besar terhadap keberhasilan penanam nilai nilai estetika dan etika untuk pembentukan karakter. Dari prespektif islam, situasi kemasyarakatan dengan sistem nilai yang dianutnya,mempengaruhi sikap dan cara pandang masyarakat secara keseluruhan. Kata sistem nilai dan oandangan mereka terbatas pada kkini dan disini",maka upaya dan ambisinya terbatas. Dalam konteks itu, Alquran dalam banyak ayatnya menekankan tentang kebersamaan anggota masyarakat menyangkut pengalaman sejarah yang sama ,tujuqn bersama,gerak langkah yang sama,solidaritas yang sama. Disinilah muncul gagasan dan ajaran tentang amar ma'ru dan nahi munkar,dan tentang fardu kipayah ,tanggung jawab bersama dalam menegakkan nilai nilai yang baik dan mencegah nilai nilai yang buruk,menurut kupasan Rosyidin,(1992:27). Setiap guru dan tenaga kependidikan lain dilingkungan sekolah hendaklah mampu menjadi"uswah hasanah" yang hidup bagi setiap siswa. Mereka juga harus terbuka dan siap untuk mendiskusikan dengan siswa tentang berbagai nilai nilai yang baik tersebut. Kemudian,menjelaskan atau mengklarifikasikan kepada siswa secara terus menerus tentang berbagai nilai yang baik dan yang buruk. Usaha ini bisa dibarengi pula dengan langkah langkah memberi penghargaan yang menumbuh suburkan nilai nilai yang baik dan sebaliknya megecam dan mencegah berlajunya nilai nilai yang buruk secara terbuka dan kontiniu. Lalu menberikan kesempatan kepada peserta didil untuk memilih berbagai alternatif sikap dan tindakan berdasrkan nilai,melakukan pemilihan secara bebas setelah menimbang dalam dalam berbagai konsekuensi dari setiap pilihan dan tindakan. Membinasakan bersikap dan bertindak atas niat dan prasangka baik dan tujuan tujuan ideal,membiasakan berikapvdan bertindak dengan pola pola yang baik yang diulangi secara terus menerus dan konsisten. Selain itu,menerapkan pendidikan berdasarkan karakter. Halbini menerapkan dengan melakukan character-based approach kedalam setiap mata pelajaran nilai yang ada disamping mata pelajaran khusus untuk pendidikan karakter. Memandang kritik terhadap mata pelaharan terkhir ini ,perlu dilakukan re-orientasi baik dari segi isi/muatan dan pendekatan,sehinggavmereka tidak hanya menjadi verbalisme dan sekedar hapalan . Tetapi betul betul berhasil membantu pembentukan kembalinkarakter dan jati diri bangsa. "P3merintah memandang perlu penguatan pendisikan karakter . Maka atas dasar pertimbanganvtersebut berlakulah peraturan Presiden (Perpres) Nomor 87 Tahun 2017 tentang penguatan pendidikan karakter."ucap Kepala Dinas Pendidkan Kabupaten Labuhanbatu Drs.Sarimpunan Ritonga Mpd. Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 87 Tahun 2017 tentang penguatan pendidikan karakter (PPK),lanjut Sarimpunan Ritinga ,hadir dengan pertimbangan bahwa dalam rangka mewujudkan bangsa dan berbudaya melalui penguatan nilai nilai religius,jujur, toleran,disiplin,bekerja keras,kreatif,mandiri,demokratis, rasa ingin tahu,semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai membaca, bertanggung jawab. "PPK adalah gerakan pendidikan dibawah tanggung jawab satuan pendidikan untuk memperkuat karakter peserta didik melalui harmonisasi olah hati,olah rasa,olah pikir, dan olah rasa dengan pelibatan dan kerja sama antara satuan pendidikan ,keluarga, dan masyarakat sebagaibagian dari Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM)." terangnya. [ Red/Akt-01 ]   Aktual News

Sumber: