La Cinémathèque française Selenggarakan Retrospektif Sinema Indonesia Pertama di Paris
--
Paris, AktualNews -Untuk pertama kalinya dalam sejarah, La Cinémathèque française, salah satu lembaga film paling prestisius di dunia, menjadi tuan rumah retrospektif sinema Indonesia bertajuk Panorama Sinema Indonesia. Program monumental ini berlangsung pada 10–21 Desember 2025 di mk2 Bibliothèque x Centre Pompidou, sebagai bagian dari peringatan 75 tahun hubungan diplomatik Indonesia, Prancis.
Pameran berskala internasional ini dihadirkan melalui dukungan Kedutaan Besar Prancis–Institut français d’Indonésie (IFI), Kementerian Kebudayaan Indonesia, serta Forum Lenteng.
Retrospektif ini merupakan yang pertama kali digelar di luar negeri oleh institusi film kelas dunia untuk sinema Indonesia. Program ini menghadirkan kurasi lintas era selama tujuh dekade, mulai dari karya pasca-kemerdekaan hingga film kontemporer yang membentuk lanskap sinema Asia Tenggara masa kini. Penonton Prancis dan internasional diberi kesempatan menjelajahi Indonesia melalui ragam film yang menampilkan budaya, dinamika sosial, eksperimen artistik, serta dialog dengan sejarah.
Penunjukan La Cinémathèque française sebagai penyelenggara mempertegas pengakuan internasional terhadap sinema Indonesia, mengingat posisi lembaga tersebut sebagai salah satu pusat arsip dan kuratorial film terbesar dan paling berpengaruh di dunia.
Pembukaan retrospektif pada 10 Desember dihadiri Menteri Kebudayaan Indonesia Fadli Zon, bersama sejumlah sutradara dan talenta terkemuka seperti Joko Anwar, Nia Dinata, Riri Riza, Aditya Ahmad, serta aktor dan aktris Indonesia Christine Hakim, Asmara Abigail, dan Ario.
Didirikan pada 1936 oleh Henri Langlois, La Cinémathèque française dikenal sebagai institusi terdepan dalam konservasi, penelitian, dan apresiasi sinema global. Lembaga ini menyimpan salah satu arsip film terbesar dunia, termasuk naskah, foto, peralatan, poster, dan artefak film bersejarah. Dengan program pemutaran harian, retrospektif internasional, serta museum sinemanya yang terkenal, Cinémathèque menjadi rujukan penting bagi arsiparis, pembuat film, akademisi, dan pecinta sinema.
Pengaruh lembaga ini berperan besar dalam perkembangan budaya film modern, termasuk dalam lahirnya French New Wave, serta menginspirasi banyak sineas Asia seperti Bong Joon-ho, Kim Ki-duk, Apichatpong Weerasethakul, dan Phan Dang Di.
Pameran sinema Indonesia di lingkungan ini menandai langkah penting dalam visibilitas budaya Indonesia di panggung internasional, memperkuat posisi karya film Tanah Air di antara warisan sinema dunia.
BACA JUGA:SDN Kota Paris Melaksanakan Kegiatan Akhir Tahun, Kenaikan Kelas dan Perpisahan Tahun 2023
Retrospektif ini menjadi salah satu program utama perayaan hubungan diplomatik Indonesia,Prancis ke-75, sejalan dengan Deklarasi Borobudur tentang Strategi Budaya Bersama yang diadopsi oleh Presiden Prabowo dan Presiden Emmanuel Macron. Kegiatan ini juga menindaklanjuti Dialog Strategis Budaya Pertama yang digelar pada 15 Juli di Paris, memperkuat kerja sama jangka panjang dalam bidang seni, pertukaran kreatif, dan diplomasi budaya.
Program ini menegaskan komitmen kedua negara untuk memperluas dialog budaya dan menempatkan sinema sebagai medium penting dalam memperdalam pemahaman antar masyarakat.***
- Share
-