Rebo Wekasan dalam Pandangan Islam
--
Tangerang, AktualNews - Rebo Wekasan, atau Rabu terakhir di bulan Safar menurut kalender Hijriyah, merupakan tradisi yang masih banyak dijumpai di berbagai daerah di Indonesia, khususnya di Jawa. Pada hari tersebut, sebagian masyarakat mengadakan ritual khusus, seperti mandi kembang, tahlilan, doa bersama, hingga sedekah, dengan keyakinan menolak bala atau menolak musibah yang diyakini sering turun pada hari itu.
Asal-Usul dan Keyakinan Masyarakat,Secara harfiah, “Rebo” berarti Rabu dan “Wekasan” berarti terakhir. Tradisi ini muncul dari keyakinan turun-temurun bahwa pada hari Rabu terakhir bulan Safar, Allah menurunkan berbagai musibah atau penyakit ke bumi. Karena itu, masyarakat melakukan amalan tertentu agar terhindar dari bala.
Pandangan Islam terhadap Rebo Wekasan
Dalam Islam, segala sesuatu yang berkaitan dengan waktu dan kejadian musibah adalah hak prerogatif Allah SWT. Tidak ada dalil shahih dalam Al-Qur’an maupun hadits Nabi Muhammad SAW yang menyatakan bahwa hari Rabu terakhir bulan Safar adalah hari turunnya bala atau musibah secara khusus.
Ulama sepakat bahwa keyakinan tersebut tidak memiliki dasar yang kuat dalam syariat. Bahkan, sebagian ulama mengingatkan agar umat Islam tidak terjebak dalam kepercayaan yang mengarah pada tahayul atau khurafat. Rasulullah SAW sendiri telah menegaskan, “Tidak ada penularan penyakit tanpa izin Allah, tidak ada kesialan karena burung hantu, tidak ada kesialan karena burung dan tidak ada kesialan pada bulan Safar.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Meski begitu, jika tradisi Rebo Wekasan diisi dengan kegiatan positif seperti doa bersama, sedekah, atau membaca Al-Qur’an tanpa disertai keyakinan khusus tentang turunnya bala, maka hal itu diperbolehkan sebagai bentuk memperbanyak amal saleh. Namun, jika ada keyakinan bahwa ritual tertentu pada hari itu bisa menolak bala secara khusus, maka hal tersebut sebaiknya dihindari.
Sebagai umat Islam, kita dianjurkan untuk selalu berdoa dan memohon perlindungan kepada Allah kapan saja dan di mana saja, tanpa mengkhususkan waktu tertentu yang tidak ada tuntunannya dalam agama. Sikap yang tepat adalah meluruskan niat dan keyakinan agar tidak terjerumus dalam perbuatan bid’ah.
Rebo Wekasan adalah tradisi budaya yang berkembang di masyarakat, namun tidak memiliki dasar kuat dalam ajaran Islam. Umat Islam hendaknya tidak meyakini adanya hari sial atau turunnya bala pada hari tertentu, termasuk Rabu terakhir bulan Safar. Perbanyaklah ibadah dan amal saleh setiap waktu, dan hanya sandarkan perlindungan kepada Allah SWT.***
- Share
-