Mencoreng Nama Prusahaan, Karyawan Nikomas Gemilang Merangkap Jadi Calo

Mencoreng Nama Prusahaan, Karyawan Nikomas Gemilang Merangkap Jadi Calo

--

Serang, AktualNews - Salah satu perusahaan Sepatu terkemuka yang beroperasi di Serang Banten, selama ini dikenal sebagai tempat kerja impian bagi banyak pencari kerja. Namun, belakangan muncul kabar tak sedap bahwa sejumlah karyawannya diduga merangkap sebagai calo tenaga kerja.

Informasi ini mencuat setelah beberapa pelamar mengaku dimintai sejumlah uang oleh oknum karyawan Nikomas yang menjanjikan kelulusan dalam seleksi kerja. Praktik percaloan ini rupanya sudah berlangsung cukup lama dan melibatkan oknum dari berbagai divisi.

“Saya dikenalkan oleh teman dengan salah satu karyawan di Nikomas, Katanya, kalau mau diterima kerja, harus bayar dulu. Jumlahnya bisa sampai Puluhan juta rupiah, tergantung posisi yang diinginkan,” ujar S (25), salah satu korban yang enggan disebutkan namanya,pada media (11/7/2025).

Modus yang dilakukan para calo ini beragam, mulai dari menjanjikan kemudahan dalam proses seleksi hingga memberikan bocoran soal test dan wawancara. Tak jarang, korban yang sudah membayar uang justru tidak kunjung mendapat panggilan kerja.

BACA JUGA:Rehab Gedung SDN Pabuaran II Tanpa Papan Proyek dan Tak Patuhi Aturan K3

“Awalnya saya percaya karena dia benar-benar karyawan di sana. Tapi setelah saya transfer uang, saya malah tidak dihubungi lagi. Setelah saya cari tahu, ternyata sudah banyak korban lainnya,” cerita Dini, pelamar yang jadi korban.

LSM WAR, meminta perusahaan lebih proaktif dalam mengawasi proses rekrutmen serta membuka kanal pengaduan khusus bagi para korban. “Kami berharap Unilever segera melakukan investigasi dan memberikan sanksi tegas kepada siapapun yang terlibat dalam praktik percaloan ini,” tegasnya.

Fenomena karyawan merangkap sebagai calo tenaga kerja ini tidak hanya merugikan pelamar, tapi juga mencoreng nama baik perusahaan. Diharapkan, Nikomas dan perusahaan besar lainnya dapat memperkuat sistem pengawasan dan memastikan proses rekrutmen berlangsung transparan, adil, dan bebas dari praktik percaloan.***

Share
Berita Lainnya