Bogor, AktualNews – Di balik keberhasilan misi pencarian seorang lansia yang dilaporkan hilang di kawasan Taman Gunung Halimun Salak, tersimpan kisah perjuangan dan tantangan berat yang dihadapi tim SAR gabungan. Korban, Ayon (60), warga Desa Tamansari, ditemukan dalam kondisi meninggal dunia setelah tiga hari dinyatakan hilang.
Jasad korban ditemukan pada Selasa (24/6) sekitar pukul 17.00 WIB dalam kondisi tersangkut di pepohonan di tepi tebing dengan kemiringan hampir 60 meter. Medan yang curam, cuaca yang tidak bersahabat, serta terbatasnya pencahayaan karena pencarian dilakukan menjelang malam menjadi tantangan tersendiri. Akibatnya, proses evakuasi baru bisa diselesaikan pada Rabu (25/6) sore.
“Korban berhasil dievakuasi tim SAR gabungan sore ini dan langsung dibawa ke Polsek Tamansari, sebelum diserahkan kepada keluarga di rumah duka,” ujar Kepala Kantor SAR Jakarta, Desiana Kartika Bahari, S.E., M.H., QGIA., QIA., yang bertindak sebagai SAR Mission Coordinator (SMC).
Evakuasi tidak dilakukan secara biasa. Tim harus menggunakan metode lowering system—teknik khusus menurunkan korban dari ketinggian karena lokasi jatuhnya korban berada di lereng tebing curam. Sebanyak tiga SRU (Search and Rescue Unit) diturunkan, dilengkapi tandu basket dan perlengkapan High Angle Rescue Technique (HART).
Korban kemudian dibawa menuju posko melalui jalur Sungai Citiis, jalur yang dikenal sulit diakses bahkan oleh warga sekitar.
Kronologi kejadian bermula saat Ayon mendaki kawasan gunung bersama temannya pada Minggu (22/6) sore untuk mencari pakis dan lumut sebagai bahan hobi aquascape. Keduanya sempat berpisah saat menyusuri jalur, namun Ayon tak pernah kembali ke titik temu.
Diduga kuat, korban tersesat lalu terpeleset dan jatuh ke lereng tebing, mengakibatkan kematian di tempat. Hilangnya Ayon baru dilaporkan beberapa jam setelah ia tak kunjung pulang ke rumah, memicu pencarian yang melibatkan unsur BPBD, TNI, Polri, relawan, dan Basarnas.
Kasus ini menjadi pengingat pentingnya kewaspadaan saat melakukan aktivitas di alam bebas, terutama bagi warga yang lanjut usia. Minimnya persiapan dan peralatan keselamatan kerap menjadi faktor fatal dalam kegiatan eksplorasi alam seperti pendakian ringan.***