Kebijakan Efisiensi Pemerintah Dikhawatirkan Ganggu Ekosistem Industri Perhotelan Banten

Kebijakan Efisiensi Pemerintah Dikhawatirkan Ganggu Ekosistem Industri Perhotelan Banten

--

Tangerang, AktualNews – Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Provinsi Banten bersama para General Manager hotel se-Banten menggelar rapat koordinasi di Hotel Novotel Tangerang, Selasa (22/4/2025), menyikapi sejumlah kebijakan pemerintah yang dinilai berdampak besar terhadap keberlangsungan industri perhotelan.

Dalam pertemuan tersebut, hadir pula Ketua Indonesia General Manager Association (IHGMA), Bustamar, yang turut memberikan pandangan terhadap situasi terkini dunia perhotelan.

Ketua PHRI Banten, G.S Ashok Kumar, menyatakan keprihatinannya terhadap kebijakan larangan penyelenggaraan kegiatan pelajar dan mahasiswa—seperti wisuda—di hotel. Meski tujuannya adalah efisiensi, menurutnya, diksi yang secara spesifik menyebut "hotel" dalam aturan tersebut menimbulkan efek psikologis negatif bagi masyarakat dan konsumen jasa perhotelan.

“Ini bukan persoalan acara wisuda semata, tapi menyangkut persepsi publik yang bisa menurunkan kepercayaan terhadap industri hotel secara umum,” ujarnya.

Ashok menyoroti bahwa kebijakan efisiensi anggaran, termasuk pembatasan penggunaan hotel untuk kegiatan dinas, berdampak besar terhadap sektor MICE (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition) yang selama ini menjadi tumpuan utama banyak hotel di Banten.

BACA JUGA:Wujudkan Lingkungan Bersih, Babinsa Komsos Bersama Warga

“Hotel itu bukan hanya tempat menginap. Ada 125 komponen industri yang terlibat—dari peternak ayam, nelayan, petani, produsen sabun dan shampoo, hingga siswa SMK yang magang. Kalau kegiatan di hotel sepi, semua ikut terdampak,” jelas Ashok.

Menurutnya, penggunaan hotel sebagai tempat kegiatan instansi justru efisien dari segi fasilitas dan waktu. Ia berharap pemerintah melakukan evaluasi kebijakan secara lebih holistik, melibatkan pelaku industri dalam proses perumusan.

“Kalau sudah dipotong 50% anggaran, seyogyanya 50% sisanya bisa mulai dikucurkan agar hotel yang sedang bertahan atau bahkan masih tahap pembangunan, bisa terus hidup dan menopang kepariwisataan,” pungkasnya.

PHRI Banten menegaskan, kolaborasi antara pemerintah dan pelaku industri sangat penting untuk menjaga stabilitas ekonomi lokal serta mendukung pemulihan sektor pariwisata dan perhotelan pasca-pandemi.***

Sumber: