Kenangan Cinta dalam Secangkir Kopi

Kenangan Cinta dalam Secangkir Kopi

--

Cerpen ini terinspirasi dari lagu "Pagi Yang Indah" 

 

Jakarta, AktualNews -Pagi itu, udara terasa sejuk dengan embusan angin yang lembut menyentuh kulit. Secangkir kopi mengepul di tanganku, menghangatkan jemari yang sedikit menggigil. Di sudut teras, burung kenari kesayanganku berkicau riang, seakan ikut menyanyikan lagu yang sedang mengalun dari radio tua di meja kecil.

"Pagi yang indah sekali... Membawa hati bernyanyi..."

Aku ikut bergumam pelan, larut dalam melodi yang mengalun lembut. Lagu itu, entah mengapa, selalu membuatku teringat padamu. Seperti pagi ini, saat kau melangkah melewati rumahku, sama seperti biasanya—tanpa menoleh, tanpa sepatah kata. Tapi cukup untuk membuat dadaku bergetar.

Aku masih mengingat semua tentang kita, tentang bagaimana dulu kita saling mengenal, saling berbagi cerita, lalu tiba-tiba terdiam dalam ruang tak bernama. Cinta yang tak pernah berujung, hanya menjadi rahasia dalam hati yang tak terucap.

Aku menyesap kopi perlahan, membiarkan kehangatannya mengisi ruang kosong di dalam dada. Kau melangkah semakin jauh, tapi bayanganmu tetap tinggal di benakku. Ah, Indah... Seandainya kau tahu, pagi ini masih sama seperti pagi-pagi sebelumnya. Aku masih duduk di sini, masih mendengarkan burung kenariku bernyanyi, masih menyimpan perasaan yang sama.

Di antara semua makhluk di dunia ini, mungkin hanya burung kenari yang memahami hatiku. Ia selalu bernyanyi, meski mungkin tak pernah tahu arti kehilangan. Aku bertanya-tanya, apakah burung kecil itu pernah merasa sedih? Pernahkah ia merasa kehilangan seseorang yang dicintainya?

BACA JUGA:Chairil Anwar: Sang Penyair Pemberani yang Menginspirasi Perjuangan Bangsa

Aku menoleh ke arahnya. Burung kenari itu tetap bernyanyi, seakan menjawab pertanyaanku dengan kicauannya yang riang.

Aku menghela napas. Cinta yang kupendam ini tak akan pernah kau tahu, Indah. Kau tetap menjadi rahasia dalam buku harianku, dalam tiap pagi yang kulewati dengan secangkir kopi dan nyanyian burung kenari.

Pagi yang indah sekali... Tapi tetap menyisakan sepi.

                                  ***

Dulu, di bawah langit biru yang sama, aku pernah berjalan bersama denganmu, Indah. Di saat itulah, dunia terasa lebih cerah, dan setiap detik yang berlalu adalah kenangan manis yang kuabadikan dalam hatiku. Kau adalah sinar matahari yang membuat bunga-bunga bermekaran di taman hatiku. Namun, waktu berjalan begitu cepat dan tiba-tiba kau pergi tanpa sepatah kata.

Sumber: