Negeri Sarang Para Bedebah
--
Jakarta, AktualNews-Kapal angkut beras sebanyak 490 ribu ton dari luar negeri terhambat bongkar. Situasi ini memungkinkan munculnya biaya demurrage (denda) yang harus dibayar Bulog sekitar Rp350 miliar. Ini bikin geleng geleng kepala baca berita ini.
Bisa kita hitung, 490.000 ton itu kalau dibongkar butuh angkutan truk untuk sampai di gudang berapa kebutuhan truk. Kalau truk ukuran 20 ton saja maksimal. Maka diperlukan 24.000 truk. Kalau 1 truk angkut 40 ton maka diperlukan 12.000 truk. Kalau dijajarkan truk itu, panjangnya 340 KM.
Akibat dari kondisi di atas terpaksa diangkut bertahap sesuai tersedianya truk. Sehingga diperlukan berapa hari untuk mengangkut beras dari pelabuhan ke tempat penampungan Bulog. Dan ini tentu terpaksa dkenakan demurage.
BACA JUGA:Bahaya, Hanya Seminggu Sudah Terjadi Skor Hattrick 0-3 dialami Kemkominfo
Koalisi Pembela Konstitusi dan Kebenaran (KP-KK) menduga ini permainan logistik yang sengaja ambil uang demurage. Selanjutnya, setelah peristiwa ini beras diangkut pakai kapal container biar komisi Freight double. Kan konyol banget bukan hanya harga komoditi dimainkan, sampai ongkos angkut pun dimainkan. Memang sadis mainnya. Yang korban rakyat terpaksa beli beras mahal.
Negeri Para Koruptor, Mafia dan Oligarki
Di negeri para mafia,oligarki dan koruptor masing-masing mengambil kesempatan untuk mendapatkan keuntungan.
Kalau Pemimpinnya sibuk dengan urusan jabatan untuk keluarga, maka yang bawahan sibuk mengambil kesempatan untuk korupsi, sesuai peran masing-masing.
"Saya tahu siapa yang main", kata bapak diatas itu. Sudah mau habis periode, ngomong begitu terus, no action untuk apa?Nanti saya yang gigit sendiri begitu," ucapnya dulu.
Sudah biasa di Negeri Konoha, apa saja bisa dikondisikan untuk mendapatkan cuan.Sekarang negara ini Auto pilot.
Semua pejabat berlomba lomba mencari cantolan baru dan cuan mumpung ada sisa 4 bulan.
Sumber: