KK-GPI: Menilisik Toxic Yang Mengintip Calon Rezim Baru Setelah Jokowi
--
Jakarta, AktualNews-Heboh istilah toxic mengemuka beberapa waktu ini. Jusuf Kalla mengaku tidak paham dengan pernyataan Luhut soal orang "toxic" yang dimaksud. JK menyebut yang ia ketahui, yakni orang yang tidak melaksanakan Undang-Undang Dasar (UUD) dan tidak mementingkan rakyat, maka tidak boleh ada di pemerintahan yang baru pada Oktober 2024.
Ketua Umum Konfederasi Ketum Gerakan Perubahan Indonesia (Ketum KK-GPI) Drs. Rambun Sumardi Ak. M.Si mengakui bahwa yang dikatakan oleh Jusuf Kalla sangat relevan dan masuk akal. Apalagi saat ini makin banyak "musang berbulu ayam" alias maling teriak maling. Jangan terlalu bersikap oposan sehingga sulit bergerak untuk diri sendiri alias menjerat tubuh sendiri.
BACA JUGA:Inilah Kecurangan Rezim Yang Mengendorse Gibran Sebagai Pasangan Prabowo
"Jangan sampai menepuk air di pendulang, akan memercikkan ke muka sendiri. Uruslah diri sendiri, agar orang lain memahami dirimu." Ucap Rambun, Kamis (9/5) pagi di Jakarta.
Rambun mendengar saran dan masukan dari para senior dari kalangan purnawirawan TNI dan Polri. Dan juga menyerap aspirasi dari masyarakat luas yang tetap ingin adanya perubahan di negeri ini.
"Visi KK-GPI adalah sejalan dengan amanah PREAMBULE dari UUD 1945, sebagai penerus cita cita pejuang kemerdekaan. KK-GPI berjuang bersama degan seluruh elemen masyarakat dengan agenda perubahan untuk koreksi nasional," lanjut Rambun.
BACA JUGA:Rezim ini Mengkhianati Konstitusi/Kesepakatan Bangsa!
Untuk memperkuatkan visi di atas, maka misi untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat tersebut melaksanakan misi sebagai Ormas. Memperjuangkan sistem pendidikan yang mampu bersaing dengan dunia luar.
Menurut Rambun visi dan misi KK-GPI akan selaras dengan kebutuhan zaman yang ada saat ini. "Kami yang terhimpun di KK-GPI adalah Simpul Pejuang Perubahan demi Indonesia yang maju dan berkeadilan," tutup Rambun.***
Sumber: