Tinggalkan Demokrasi, Bangkitkan Musyawarah ( Sebuah Catatan Filsafat )
Ilustrasi batri.uma.ac--
Tausiyah Eadn Zaman Edan
Tausyiah kali ini mengingatkan, telah datang suatu zaman dimana ada pemimpin yang besar kerna disablon dibulan. Banyak rakyat mabok dicekok kebodohan. Mereka ramai - ramai mengelukan sang pemimpin, akhirnya sang pemimpin rajin kesalon ketimbang bercermin.
Bumi gonjang ganjing, langit kelap kelip, kehidupan jungkir balik.
Kebenaran menjadi barang mahal, kebohongan menjadi alat penerang dan kaum cendekia menjadi pemandu sorak kekuasan. Maka ketika sang pemimpin kentut sontak mereka mengatakan, " Pemimpin kita sedang mengeluarkan kebijakan yang tepat untuk negeri ".
BACA JUGA:MENAPAK SAAT-SAAT TERAKHIR REZIM (2): Seruan Nasional untuk Selamatkan Indonesia dan Merdeka Kembali
Gegap gempita puja puji membuat sang pemimpin keluar orbit. Ia tak mampu lagi menapakan kaki dibumi. Setiap hari ditengah utang negeri melangit, dengan senyum khas ia menyapa rakyatnya, " Piye kabare ? Enak tenan jaman ku toh ? "
Tausyiah edan kali ini hendak mengingatkan :
" Telah datang zaman edan, suatu zaman dimana orang tak edan hidup tak nyaman. Tapi senyaman - nyamannya orang édan, lebih nyaman lagi orang edan yang punya kekuasaan".***
Oleh: Habib Jansen Boediantono
Sumber: