Suta Widhya: Mother Theresia Yang Ikhlas

Suta Widhya: Mother Theresia Yang Ikhlas

--

Jakarta, AktualNews -Kalau ada manusia yang bukan nabi atau Rasul bila diukur Keikhlasannya, tentu Mother Theresia dah India sebagai pemenangnya. Ia lah yang bisa disebut ikhlas berjuang untuk orang banyak. Bukan para pencari kekuasaan di mana pun. 

Sebab,  para pencari kekuasaan bisa berdalil dengan berbagai dalih, seperti: pertama, mempunyai BIG DATA bahwa tingkat kepuasan masyarakat luas pada dirinya masih sangat tinggi.

Kedua, merekaya ingin tiga periode padahal ada undang-undang yang mengatur cuma dia periode.

BACA JUGA:Wilson Lalengke || Etika versus Moral

Ketiga, meniup usulan perpanjangan dengan berbagai cara dan upaya. Keempat, me melakukan upaya penjegalan terhadap calon yang tidak diinginkan keberadaannya  dengan seiring pemanggilan ke KPK. Kelima, pelaporan  calon yang tidak diinginkan ke Bawaslu dan Polisi.

Rekayasa apalagi yang mereka akan lakukan? Bila masuknya eks pesaing ke Kabinet dianggap agar terjadi rekonsiliasi dan bangsa tidak terbelah, justru apa yang dilakukan oleh lima tahapan di atas adalah upaya untuk pemecah-belah bangsa ini.

Mereka terlihat tidak bijak dalam menerima proses Pemilu dan Pilpres ini. Main lapor main adu saja, tanpa pikir masak-masak apakah langkah yang dilakukan itu tepat atau tidak. Mereka tidak siap berdemokrasi.

BACA JUGA:Universitas Binus Segera Hadir di Medan, Bobby Harap Kualitas Pendidikan Semakin Baik

Terlihat ada Wakil Ketua Umum DPP Partai tertentu  yang bertaruh bahwa akan ada capres menjadi tersangka dan masuk bui setelah kalah Pemilu 2024. Hal ini dikatakan saat membela harta atau properti milik  capres yang dikritik. 

Adapun, harta kekayaan sang capres  memang menggoda menjadi sorotan pasca debat

tulis mantan oposisi yang tidak tahan bertahan di posisi oposisi dan sering kritik rezim dalam akun media sosial X, platform yang sebelumnya dikenal Twitter, Selasa (9/1).Data 340.000 Ha disanggah dan menuding orang lain dengan ucapan tidak pantas ( _gob***_) karena yang benar adalah 500.000 Ha. 

Selagi masih ada orang yang berpikir bahwa kekuasaan adalah kekayaan dan materi semata, niscaya orang tersehut diragukan kelayakannya untuk memimpin bangsa yang besar. Apa yang dipikir kadang keluar dan dalam ucapan dan tulisan. Dan ucapan itu terekam dalam digital yang bisa dibuka siapa saja dan dimana saja.***

Sumber: