Indonesia Mampu Hadapi Kontraksi Ekonomi Dunia
Talkshow Tumbuh Makna dengan tema Outlook Ekonomi Dunia dan Pengaruhnya Bagi Indonesia--
“Saya melihat untuk 12 bulan ke depan tentunya sentimen pasar akan lebih kondusif dan konstruktif. Sisi kondusif disini terlihat karena adanya faktor risiko perubahan moneter dan fiskal yang akan lebih minim. Jadi pertimbangan sektor dan kelas aset yang lebih diuntungkan untuk diterapkan di portofolio akan lebih mudah diprediksi. Sementara untuk sisi konstruktif memiliki arti bahwa akan ada hal yang baik dan prospektif di dalam sektor IHSG. Ini terlihat karena pertumbuhan laba perusahaan-perusahaan yang ada di Indonesia masih cukup positif. Itu yang membuat kami bertahan dengan pandangan bahwa IHSG masih berpotensi mencapai level 7.400, dengan pertimbangan EPS growth di angka 9%-10%,” katanya.
Ia menambahkan bahwa obligasi dengan durasi tenor menengah bisa menjadi pilihan yang tepat bagi para investor, karena itu salah satu pilihan yang menarik di tahun 2024. “Jika melihat data-data yang ada, tentu saya sangat optimis dengan saat ini, khususnya dengan obligasi-obligasi yang tenornya menengah sehingga dapat menjadi satu pilihan menarik bagi para investor,” ujarnya. Sementara untuk investor yang cenderung konservatif, bisa melihat peluang pada Sukuk Ritel 019 yang telah diterbitkan Kementerian Keuangan yang dapat membantu progres kegiatan investasi dan mendorong pemerintah melakukan perkembangan ekonomi nasional.***
Sumber: