Sering Dianggap Remeh, Polusi Udara Bisa Menyebabkan Kematian

Sering Dianggap Remeh, Polusi Udara Bisa Menyebabkan Kematian

Ilustrasi/Pixabay   

"Sebuah analisis dari International Energy Agency (IEA) tahun 2016 bahkan memperkirakan, polusi udara bertanggung jawab atas kematian dini 60 ribu orang di Indonesia."

        Jakarta, AktualNews - Belakangan ini kita sering melihat atau bahkan merasakannya sendiri dampak dari udara di ibu kota yang sangatlah buruk. Tidak hanya berdampak buruk bagi alam saja tetapi bagi kesehatan kitapun sebagai manusia sangatlah terancam bahkan bisa menjadi pemicu kematian. Semua orang bisa terkena dampak dari pencemaran udara yang buruk, dari anak-anak sampai orang dewasa. Berdasarkan data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pada tahun 2016 lebih dari 80 persen negara di dunia memiliki tingkat pencemaran udara yang melebihi ambang batas. Sebuah analisis dari International Energy Agency (IEA) tahun 2016 bahkan memperkirakan, polusi udara bertanggung jawab atas kematian dini 60 ribu orang di Indonesia. Lalu pada tahun 2017 berdasarkan riset Global Alliance On Health And Pollution (GAHP), Indonesia menjadi negara keempat penyumbang kematian terbesar akibat polusi. Berdasarkan riset tersebut, ada 232,9 ribu kematian di Indonesia akibat polusi pada 2017. Masih berdasarkan hasil riset, 123,7 ribu orang meninggal akibat polusi udara. Secara global, polusi udara menyumbang 40 persen kematian akibat polusi dengan angka kematian 3,4 juta pada 2017. Data tiga tahun belakangan ini sejak tahun 2020, polusi udara di Jakarta telah merenggut sebanyak 6.100 jiwa, di tahun 2021 telah merenggut 5.300 jiwa, sedangkan sepanjang tahun 2023 sudah menyebabkan total 5.400 jiwa. Hal ini terbukti dari data penelitian yang dilakukan menggunakan alat dari Greenpeace Asia Tenggara dan IQAir AirVisual. Berdasarkan riset dan data diatas bisa dilihat bahwa betapa berbahayanya pencemaran polusi udara ini. Mungkin sering kali polusi udara dianggap suatu hal yang biasa saja tetapi siapa sangka bisa menyebabkan korban yang begitu banyak. Hal ini disebabkan karena paparan polusi udara langsung masuk ke paru-paru ketika kita bernapas. Menghirup polutan udara dapat mengiritasi saluran pernapasan kamu dan menyebabkan gejala seperti sesak napas, batuk, asma, hingga nyeri dada.

Lantas apa saja dampak dari pencemaran udara terhadap kesehatan manusia?

1. Gangguan Pernafasan, memicu terjadinya kerusakan pada sel pernafasan. 2. Mengganggu jalanjang oksigen yang ada di dalam darah akibat banyaknya karbon monoksida. Inilah yang dapat memicu resiko penyakit kardiovaskular. 3. Memberikan tekanan lebih pada paru paru dan jantung, dimana organ ini harus bekerja lebih ekstra. 4. Masalah kehamilan dan janin karena bisa memicu peradangan, keguguran, serta penyakit asma untuk sang buah hati. 5. Pemicu Kanker bukan hanya kanker paru-paru, risiko jenis penyakit kanker lainnya juga bisa meningkat. 6. Meningkatkan berbagai potensi penyakit seperti emfisema, asma, bronkitis. 7. Menurunkan bahkan menghilangkan fungsi organ tubuh utama, yaitu paru-paru. 8. Bagi kalangan tertentu dapat meningkatkan terjadinya potensi penyakit, seperti hipertensi, dan diabetes. 9. Lebih mudah terkena infeksi pernafasan, terutama pada anak-anak. 10. Memperpendek usia hidup. Jadi, sudah terbukti jelas jika pencemaran udara dapat membahayakan kesehatan bahkan nyawa. Oleh karena itu, sebaiknya anda sebisa mungkin menghindari polusi udara demi kesehatan kita bersama. Lalu apa yang bisa kita lakukan sekarang adalah sebuah tindakan bagaimana cara agar dapat mengatasi atau mengurangi pencemaran udara.

Bagaimana cara agar dapat mengatasi pencemaran udara?

Cara mengatasi pencemaran udara bisa dimulai dari lingkungan kita sendiri. Berikut beberapa hal yang bisa kita lakukan : 1. Gunakan transportasi umum, asap dari kendaraan yang dikeluarkan itu menjadi sumber utama polusi udara. Untuk itu, kita perlu mengurangi kebiasaan memakai kendaraan dan berahli menggunakan transportasi umum. 2. Memilih Produk Hemat Daya dan Ramah Lingkungan, kalian dapat mengurangi pemakaian listrik di rumah dan tempat kerja seperti menggunakan air conditioner (AC) seperlunya, mencabut colokan yang tidak digunakan, dan mematikan lampu saat pagi dan siang hari. 3. Tidak Membakar Sampah, Ketika kita membakar sampah, maka bisa menghasilkan karbonmonoksida (CO). Bila kita menghirup udara ini, justru bisa berbahaya untuk kesehatan kita. 4. Terapkan Reuse dan Reclye, selain mengurangi penggunaan barang yang kimia berlebih, kita pun perlu melakukan konsep reuse dan recycle. Jadi, mulailah pisahkan sampah yang bisa didaur ulang dan tidak. Hal ini dapat menurunkan emisi polusi udara, tanah, dan air. 5. Menanam pohon, selain menghilangkan partikel berbahaya dari udara, pohon juga menurunkan kadar nitrogen dioksida, sulfur dioksida, karbon dioksida dan monoksida, ozon, benzena, dan dioksin. Pohon yang ditanam di sekitar rumah juga mampu memperlambat udara yang tercemar agar tidak dibawa jauh oleh angin. 6. Berjalan Kaki atau Bersepeda, bagi kalian yang memiliki tempat tinggal dekat dari kantor atau ingin ke suatu tempat yang jaraknya dekat, tidak ada salahnya jika berjalan kaki atau bersepeda. Selain untuk mengurangi polusi Jakarta, kedua aktivitas fisik ini juga mampu membuat tubuh lebih sehat dan bugar. 7. Hindari penggunaan kantong plastik, penggunaan kantong plastik juga ternyata berbahaya bagi lingkungan. Plastik membutuhkan waktu yang panjang untuk diurai karena materialnya terbuat dari minyak. Jika harus menggunakan kemasan sekali pakai, pilihlah kantong kertas yang lebih mudah diurai oleh tanah. 8. Berhenti merokok, asap dari rokok buruk untuk kesehatan dan juga menyebabkan polusi udara. Berhentilah merokok untuk mengurangi polusi udara. Itulah beberapa hal mengenai polusi udara, dan dampaknya bagi kesehatan. Jangan lagi anggap remeh kualitas udara yang kamu hirup sehari-hari, karena udara merupakan unsur penting yang bisa mempengaruhi kesehatanmu serta menentukan kualitas hidup masa kini maupun masa yang akan datang. Pastikan kalian mulai peduli dan memerhatikan lingkungan sekitar mu ya. Kalau bukan kita siapa lagi yang akan menjaga bumi ini? [ Red/Akt-01 ]   Oleh : Corriena Anace Lembong

Sumber: