Si Pahit Penuh Manfaat

Si Pahit Penuh Manfaat

Sumber Foto : Si Pahit Penuh Manfaat wikipedia   Jakarta, AktualNews - Sinar matahari pagi mulai memunculkan sinarnya, dengan embun yang membasahi segala jenis tumbuhan di bumi. Menghirup udara segar yang dipancarkan oleh tumbuhan, memandang betapa cantik dan eloknya tumbuhan itu. Dewi seorang Siswa Menengah Atas, tengah asik menikmati indahnya udara segar tumbuhan di pagi hari, harus mengingat fakta bahwa sebentar lagi waktu akan menunjukkan bel sekolah akan segera berbunyi. Jalanan pedesaan yang masih asri, kanan kiri bahu jalan yang masih dipenuhi dengan rerumputan liar , Dewi dengan penuh semangat pagi berjalan menuju sekolah yang letaknya tidak terlalu jauh dengan rumahnya. Tampak dari kejauhan dedaunan yang melambai-lambai ke arah Dewi memberikan semangat baru untuknya. Sekilas Dewi memperhatikan sehelai daun yang membentuk seperti telapak tangan manusia yang sedang melambai kearahnya, namun ia tetap melanjutkan langkahnya menuju sekolah. Suasana riuh anak sekolah mulai memadati setiap ruang kelas, dengan rasa penasaran yang cukup tinggi Dewi langsung menuju ruangan yang dipenuhi oleh buku-buku disetiap sudutnya. Tidak memakan waktu lama bagi dewi, untuk menemukan buku yang memberikannya jawaban dari rasa penasarannya itu. Dengan keheningan perpustakaan yang dipenuhi oleh aroma khas dari buku-buku Dewi terlihat sangat asik membaca buku yang menuliskan tentang detail manfaat dari daun yang ia lihat. Setelah membaca dengan seksama, Daun Pepaya si Pahit yang penuh manfaat menyimpan banyak khasiat didalam setiap helainya. Rasanya yang begitu pahit, membuatnya tidak disukai oleh banyak orang. Daun pepaya muda kerap diolah menjadi sayuran di beberapa daerah di Indonesia. Disamping dapat diolah menjadi makanan, daun pepaya dapat pula dijadikan obat untuk beberapa jenis penyakit : • Diabetes • Meningkatkan Imunitas Tubuh • Meningkatkan Trombosit • Menghambat Pertumbuhan Bakteri • Mengatasi Demam Berdarah • Mengatasi masalah rambut (rontok,ketombe). Sesampainya dirumah, Dewi yang masih mengingat dengan jelas daun pepaya yang kini tak asing di telinganya, rasa penasarannya kini sudah terpenuhi yang ia ketahui selama ini hanya sekedar memakan buah pepaya tidak dengan daunnya. Helaian daun pepaya berbentuk menyerupai tangan manusia, apabila daun pepaya dilipat tepat di tengah, maka akan tampak bahwa daun pepaya berbentuk simetris. Banyak orang yang menyukai buahnya tidak dengan daunnya, tapi tak heran dengan rasanya yang begitu pahit wajar saja jika daun ini tidak begitu disukai oleh masyarakat. Setelah mengetahui khasiat dari Daun Pepaya, Dewi meminta ibunya untuk memasak daun pepaya sebagai olahan sayuran. Awalnya ibu dewi heran dengan permintaan si anak, pasalnya Dewi tidak begitu menyukai makanan pahit. Tak perlu mamakan waktu yang lama untuk ibu mengolah daun tersebut menjadi sayuran yang lezat dan bergizi. Dengan penuh kehangatan ibu memasak, aroma gurih yang tercium dari dapur membuat dewi semakin tak sabar untuk menyantap hidangan makanan malam dikala itu. Makanan hangat akhirnya dihidangkan diatas meja yang dihiasi dengan ornamen bunga di sekelilingnya. Dengan resep masakan dari ibu kesayangan, rasa pahit yang ada didaun pepaya tersebut tidak terasa melainkan rasa gurih yang kian menambah cita rasa dan membuat Dewi tidak ingin berhenti makan. Kehangatan keluarga yang tampak harmonis pada makan malam itu, terasa sangat hangat bagi dewi. Mereka berbincang bahwa dulu daun pepaya sudah sering dikonsumsi oleh ayah dan ibu dewi selagi masih kecil. Karena salah satu manfaatnya untuk menjaga daya tahan tubuh, ayah dan ibu dewi sering meminum rebusan daun pepaya setiap seminggu sekali. Maka tak heran jika orang tua mereka dulu, jarang sakit karena sistem imun tubuh yang sudah cukup kuat akibat dari rebusan daun pepaya tersebut. Akan tetapi, disaat dewi masih didalam kandungan ibunya tidak mengkonsumsi rebusan daun pepaya disaat hamil. Tidak disarankan untuk ibu hamil, karena dapat mengganggu kondisi janin. Rebusan daun pepaya memiliki kandungan zat aktif yang dapat menjadi racun bagi rahim sang ibu. [ Red/Akt-01 ]     FUTURE Penulis : Febby Glory Mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta Jurusan Jurnalistik

Sumber: