Memperkenalkan Motif Batik Khas Depok dengan Kearafian Lokal

Memperkenalkan Motif Batik Khas Depok dengan Kearafian Lokal

sumber foto Depokita.com  

Jakarta, AktualNews -Batik sebagai salah satu warisan budaya Indonesia, hingga saat ini menjadi karya kebanggaan yang sudah diakui United Nations of Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO). Kekayaan motif batik Indonesia sudah tidak diragukan lagi, jumlahnya lebih dari 5.800 motif yang tersebar diseluruh Nusantara. Diantara ketenaran motif batik Pekalongan, Solo, dan Cirebon, ada juga motif batik dari Kota Depok yang tidak kalah indah. Batik asal kota Depok memang tidak sepopuler batik asal daerah lainnya, tapi keunikan motifnya cukup menonjol. Saat ini 26 motif batik khas Depok yang sudah mendapatkan Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI), namun hanya 10 motif yang telah dipatenkan diantaranya batik motif Gong Si Bolong, Topeng Cisalak, Rebut Dandang, Bengol, Belimbing, Tugu Sawangan, Ikan Hias, bangunan tua yang menjadi potensi di Kota Depok. Evolusi Batik Depok Pengembangan batik khas Depok melaui “Lomba Desain Batik Khas Depok” yang diikuti oleh 223 peserta dan menghasilkan 345 ragam motif batik pada tahun 2007. Tety Fatimah, Dinas Perdagangan dan Perindustrian, salah satu fungsi Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) wadah bagi pembinaan produk kerajinan sebagai warisan budaya bangsa dengan cita rasa perwujudan keankeragaman etnik yang ada di tanah air serta kerajinan sebagai usaha dan sumber pendapatan bagi masyarakat. Sedangan tujuan untuk menggali, mengembangkan dan melestaraikan warisan budaya bangsa serta membina penemuan dan menggunakan teknologi baru untuk meningkatkan kualitas dalam rangka memperkokoh jati diri budaya bangsa. Pada tahun 2017 Dekranasda meluncurkan 25 karya batik dengan motif khas Kota Depok yang diciptakan dari empat pebatikm yakni Ratna Septiana, Wahyu Sandi Gunawan, Suharno dan Ambar Lulis. Dari seluruh karya empat pebatik tersebut telah mempunyai HAKI dan pemegang hak ciptanya adalah Dekranasda Kota Depok. Batik Khas Kota Depok Pertama yang menjadi salah satu ikon motif batik Depok, Gong Si bolong berawal pada tahun 1456. Seorang bapak bernama Jimin, warga yang tinggal di dekat sungai Krukut, Tanah Baru Depok. Saat itu wilayah tersebut dipenuhi hutan, rawa, lahan pertanian, serta kolam-kolam ikan, sehingga masyarakat yang mendiami wilayah tersebut sangat sedikit. Suatu hari Pak Jimin, mendengar adanya suara yang nyaring dan indah itu berasal dari sungai Krukut, sehingga ia mengajak tetangganya untuk menelusuri suara itu. Akhirnya, mereka menemukan seperangkat alat musik gamelan dan yang mencolok adalah Gong Si Bolong, karena ukurannya yang besar dan tampak bolong. Gong Si Bolong menjadi seperangkat gamelan yang bisa dimainkan ketika berada di tangan Bapak Tua Galung (Pak Jerah). Pak jerah melengkapinya dengan satu set gendang, dua set saron, satu set kromong, satu set kedemung, satu set kenong, terompet, bende serta gong besar. Hingga saat ini Gong Si Bolong menjadi alat musik tradisional khas Kota Depok dan masih dilestarikan. Pemerintah Kota Depok pun membangun tugu Gong Si Bolong di persimpangan Jalan Tanah Baru. Diatas tugu tersebut terdapat replica Gong Si Bolong untuk mengenalkan kesenian kepada masyarakat. Inilah menjadi ciri khas motif batik Depok karena Gong Si Bolong ini simbol ikonik kota Depok, yakni kesenian asli yang tidak ada di kota lain. Hal tersebut untuk mengingatkan penggunanya agar tidak melupakan sejarah. Sebab, Gong Si Bolong merupakan bagian dari Sejarah kesenian yang lahir di Depok. Ciri khas batik dari Gong Si Bolong adalah lingkaran yang menyerupai obat nyamuk yang dimaknai sebagai sebuah gong. Obat nyamuk dimaknai sebagai sebuah gong. Makna lingkaran perlambangan suatu perjuangan yang terus dilakukan manusia dalam hidup. Motif Gong Si Bolong dimaknai kebijaksanaan. Warna hitam yang ada pada Batik Gong Si Bolong dimaknai kewibawaan. Diharapkan makna ini sebagai pembuka rezeki penggunanya. Kedua, motif Batik Topeng Cisalak melambangkan wajah manusia yang lain. Topeng Cisalak dijadikan motif khas Depok, karena Topeng Cisalak merupakan kesenian khas Depok yang memadukan tari, music, komedi menjadi satu. Kesenian topeng ini merupakan cikal bakal dari kesenian Topeng Betawi. Batik Topeng Cisalak dimaknai sebagai wajah manusia yang tidak pernah jujur. Setiap orang selalu mengenakan topeng yang dipilih untuk diri mereka sendiri. Orang perlu memakai topeng untuk mendapat menjaga perdamaian dan ketentraman. Batik Topeng Cisalak memiliki tiga warna yang mewakili karakter manusia, yakni putih melambangkan kebijaksanaan atau kearifan, Merah Muda Melambangkan keluwesan dalam menyikapi kehidupan dan Merah yang berarti penuh semangat untuk maju. Lalu Ketiga, motif Batik Benggol diangkat dari koin benggol, alat transaksi warga Depok. Warna orange sebagai warna dsar karena dipercaya melambangkan rezeki. Sedangakan motif Benggol dibuat karena pebatik ingin mengingatkan kejadian masa lalu yang buruk menjadi suatu pelajaran yang berharga dan tidak terulang kembali. Motif uang koin gobang tersebut bertujuan untuk menjelaskan bahwa dalam kehidupan ada kebaikan dan keburukan. Selain itu yang keempat, Batik Rebut Dandang. Tradisi Rebut Dandang merupakan kebudayaan khas masyarakat Betawi pinggiran untuk meminang pengantin. Tradisi ini telah dijadikan sebagai bagian identitas seni budaya di Kota Depok. Dengan itu, Batik Rebut Dandang terdapat lukisan dua pesilat yang saling bertarung. Pesilat yang memakai baju kuning keemas an dan membawa dandang merupakan petarung yang berasal dari mempelai Wanita.  Makna pertarungan tersebut sebagai bentuk tanggung jawab pria untuk menafkahi wanitanya. Batik ini terdapat motif parang, dimaknai sebagai jembatan untuk menuju satu titik kebahagian. Makna kebahagiaan di batik ini dilambangkan dengan motif bunga. Kelima, motif Belimbing. Sejak tahun 2007 Belimbing telah menjadi ikon Kota Depok. Masyarakat menjuluki Depok sebagai kota Sejuta Belimbing kerena produksinya yang melimpah. Makna motif Kebun Belimbing ini menampilkan bentuk buah seperti bintang. Batik ini mengandung filosofi Depok sebagai kota yang mempunyai potensi besar dalam bidang pertanian, khusunya buah Belimbing. Buah belimbing ini juga dimaknai sebagai lambing kemakmuran. Warna hitam sebagai dasar motif ini dimkanai sebagai kewibawaan. Sedangkan warna buah belimbing dan daunnya dimaknai bahwa Depok merupakan wilayah tempat orang mencari nafkah dan sumber rezeki. Selain itu keenam, Batik motif Tugu Sawangan, menjadi symbol perjuangan warga Kota Depok melawan penjajahan Belanda di masa perjuangan kemerdekaan 1945.Tugu ini berada di tepi jalan Muchtar Raya, Sawangan. Dikombinasikan dengan ornament belimbing dengan dedaunan memerikan kesan wibawa dan kebershajaan dalam masyarakat. Ketujuh, terdapat batik motif ikan hias. Motif ini terinspirasi karena Kota Depok yang juga dikenal sebagai sentra penghasil ikan hias, Kota Depok masuk dalam lima besar sebagai daerah penghasil ikan mas air tawar di Indonesia. Keankeragaman hewani menjadi inspirasi pebatik. Motif ikan memberikan kekhasan yang unik dan kuat dengan warna yang dinamis menjadi daya Tarik yang membedakan dengan motif batik lainnya. Bunga-bunga belimbing menggambarkan keindahan Kota Depok yang religious. Adapun kedelapan, batik motif Gedung tua. Gedung tua peninggalan masa lau tak luput perhatian dari pebatik untuk menjadi ikon dan elemen dari batik khas Depok. Dengan latar Gedung tua menjadi menarik elemen budaya Gong Si Bolong dan dikombinasikan dengan kekayaan hayati seperti dedaunan belimbing dengan dominsai nuansa biru memberikan kesan elegan. Motif kesembilan, batik motif Rumah Mimpi. Motif ini menggambarkan perkembangan permukiman di Depok yang cukup pesat. Motif ini mengingatkan pentingnya memiliki hunian menjadi tempat bernaung suatu keluarga. Rumah adalah tempat berkumpul seluruh anggota keluarga dan tempat berbagi pengalaman, ilmu sampa kasih saying antar keseluruhan anggota keluarga. Sedangkan motif daun di batik ini melambangkan pertumbuhan suatu kota yang cukup pesat. Warna Coklat menjadi pilihan dalam batik ini untuk melambangkan kewibawaan. Kemudian yang kesepuluh, batik motif Kotaku Depok. Batik ini menceritakan sejarah Kota Depok, digambarkan perkembangan kota ini. Depok menjadi suatu kota yang berkembang pesat dan bersahabat bagi warganya. Terdapat sejumlah motif yang dimaknai sebagai suatu perkampungan, apartemen, pusat perbelanjaan, Stasiun Depok, Stasiun Depok Baru, Kebun Belimbing dan Kali Ciliwung. Keberadaan batik khas Depok dikembangkan dari kepedulian pemerintah daerah untuk melestarikan kebudayaan dan karya seni yang diwariskan nenek moyang. Batik menjadi suatu bidang usaha yang dapat dikembangkan sebagai industry kerajinan guna meningkatkan kesejahteraan warga Kota Depok, disamping itu untuk memelihara, melestaraikan dan mengembangkan seni budaya bangsa, hingga dianggap berpotensi menghasilkan peluang usaha dalam menciptakan lapangan pekerjaan. Untuk itu, sepatutnya semua pihak membantu mengembangkan serta mengajak masyarakat untuk terus melestarikan batik khas Depok sebagai produk unggulan lokal. [ Red/Akt-01 ]   Penulis: Dipa Uli Gloria Siburian Mahasiswi Politeknik Negeri Jakarta

Sumber: