Ayo Mengenal Gejala dan Penyebab Stunting Anak
Labuhanbatu, AktualNews -Anak merupakan buah hati yang sangat di tunggu-tunggu oleh setiap pasangan. Orang tua mana yang tidak ingin memiliki buah hati yang sehat dan lucu. Setiap Orang Tua pasti ingin anak-anaknya tumbuh sehat dan cerdas. Tapi apakah anda pernah berfikir, “Apakah gizi anak anda sudah terpenuhi dengan baik?” Di masa tumbuh kembangnya, si Kecil akan membutuhkan cukup asupan nutrisi. Salah satu permasalahan pada tumbuh kembang anak yaitu Stunting, namun mayoritas orang tua tidak tau apa itu Stunting. Stunting merupakan masalah gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu lama, Stunting menyebabkan terganggunya pertumbuhan fisik (bertubuh pendek/kerdil) dan terganggunya perkembangan otak yang dapat mengganggu kemampuan dan prestasi di sekolah, produktivitas dan kreativitas di usia-usia produktif. Di Indonesia menurut situs Kemenkes stunting anak yaitu 27,7 persen Anak dari populasi 23 juta Anak di indonesia atau sebanyak 6,3 juta Anak dari populasi 23 juta. Hal itu merupakan data 2019 yang tercantum dalam Arah Kebijakan dan Rencana Aksi Program Kesehatan Masyarakat Tahun 2020-2024. Jumlah ini masih diatas dari nilai standar WHO yang seharusnya 20 persen dari jumlah total anak balita dalam suatu negara. Stunting diakibatkan karena kurang nya pemenuhan nutrisi pada 1000 hari pertama kehidupan yaitu saat masih dalam kandungan sampai anak berusia 2 tahun. Dan salah satu nutrisi nya adalah asupan protein. Stunting juga bisa di sebabkan karena kurang nya pola hidup sehat, aspek prilaku terutama pada pola asuh yang kurang baik dalam praktek pemberian makan bagi bayi dan balita, edukasi tentang kesehatan reproduksi dan gizi bagi remaja, edukasi tentang persalinan dan kurangnya pemberian ASI dan Inisiasi Menyusu Dini (IMD). Faktor lain yang menyebabkan Stunting adalah genetik dan hormonal. Namun sebagian besar Stunting disebabkan oleh kekurangan gizi. Stunting pada anak akan terlihat dari perawakan anak yang kerdil saat mencapai usia 2 tahun, atau lebih pendek dibandingkan anak-anak seusianya dengan jenis kelamin yang sama. Selain pendek atau kerdil, anak yang mengalami stunting juga terlihat kurus. Walaupun terlihat pendek dan kurus, tubuh anak tetap proporsional. Tetapi perlu diingat, tidak semua anak yang pendek itu disebut stunting, yah. Selain mengalami gangguan pertumbuhan, stunting pada anak juga memengaruhi perkembangannya. Anak dengan stunting akan mengalami penurunan tingkat kecerdasan, gangguan berbicara, dan kesulitan dalam belajar. Akibatnya, prestasi anak di sekolah akan buruk. Dampak lebih jauh dari stunting adalah pada masa depan anak, di mana ia akan sulit mendapatkan pekerjaan ketika dewasa. Anak dengan stunting juga memiliki sistem kekebalan tubuh yang rendah, sehingga lebih mudah sakit, terutama akibat penyakit infeksi. Selain itu, anak yang mengalami stunting akan lebih sulit dan lebih lama sembuh ketika sakit. Stunting juga memberikan dampak jangka panjang terhadap kesehatan anak. Setelah dewasa, anak akan rentan mengalami penyakit diabetes, hipertensi, dan obesitas. Namun, Stunting dapat dicegah, pada saat 1000 hari pertama kehidupan dengan pemenuhan nutrisi ibu selama kehamilan dan menyusui, melakukan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dan memberikan ASI ekslusif, berprilaku hidup bersih dan sehat dengan mencuci tangan menggunakan sabun dan air. Selain itu lakukan kunjungan secara teratur ke dokter atau posyandu untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan anak. Pemerintah labuhan batu juga ikut peran aktif dalam menurunkan tingkat stunting anak di kabupaten labuhanbatu. Dengan melaksanakan rembuk Stunting (Aksi 3) tahun 2021 di ruang data dan karya kator Bupati Labuhanbatu jalan SM.Raja Rantauprapat Kecamatan Rantau Selatan. Rembuk stunting bertujuan membuat suatu komitmen bersama dalam upaya pencegahan dan penanganan desa Lokus Stunting tahun 2021-2022. Asisten I Pemerintahan Kabupaten Labuhanbatu Kabupaten Labuhanbatu Drs.Sarimpunan Ritonga Mewakili PLH Bupati Labuhanbatu Ir. Muhammad Yusuf Siagian, MMA mengatakan, "kiranya seluruh OPD pemangku kepentingan untuk bertanggungjawab dalam komitmen yang dihasilkan, sehingga desa lokus mendapatkan Anggaran untuk mendukung upaya pencegahan dan penanganan Stunting di Kabupaten Labuhanbatu," ucapnya saat pelaksanaan Rembuk Stunting Tahun 2021. [ Red/Akt-01 ] AktualNews
Sumber: