Camat Cisoka Sodorkan Geprek Kepiting Kiss Kepada Tim Monev

Camat Cisoka Sodorkan Geprek Kepiting Kiss Kepada Tim Monev

Cisoka, Tangerang - AktualNews -  Untuk mengetahui perkembangan program percepatan penurunan stunting di setiap kecamatan, Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga ( TP PKK) berkolaborasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang melaksanakan monitoring dan evaluasi ( monev), seperti yang dilaksanakan hari ini, Kamis ( 10/11/2022) di aula gedung bersama keagamaan Kecamatan Cisoka, hadir tim monev dari TP PKK Kabupaten Tangerang, yaitu Ny.Hj.Dwi Harti Nugraheni dan Ny.Hj.Iip.Hendar. Kedatangan tim monev disambut oleh Camat Cisoka, Encep Sahayat dan istri sebagai Ketua TP PKK Kecamatan Cisoka, Ny.Riswi Encep bersama pengurus, para istri Kepala Desa se-Kecamatan Cisoka selaku ketua TP PKK Desa, unsur puskesmas cisoka, pendamping desa, dan para kader pembangunan manusis ( KPM) se-Kecamatan Cisoka. "Selamat datang di Kecamatan Cisoka kami ucapkan kepada tim monev percepatan penurunan stunting Kabupaten Tangerang yang juga pengurus TP PKK Kabupaten Tangerang," ucap Camat Cisoka. Camat Cisoka yang juga sebagai pembina TP PKK Kecamatan Cisoka memaparkan bahwa dibandingkan tahun 2021 lalu, saat ini anak yang mengalami stunting di Kecamatan Cisoka mengalami penurunan. Walau demikian, dirinya bersama seluruh pemangku kepentingan akan terus berupaya agar anak yang mengalami stanting semakin berkurang atau menurun. Salah satu upay inovasi yang dilakukan adalah berupa " Geprek Kepiting KISS". "Kami terus berupaya mempercepat penurunan stunting di Kecamatan Cisoka, antara lain kami berinovasi dengan Geprek Kepiting KISS, suatu gerakan kader untuk mencegah stunting melalui konvergensi intervensi sasaran stunting," ujar Encep. Lebih lanjut Camat Cisoka memaparkan bahwa "Geprek Kepiting KISS" merupakan akronim dari Gerakan Kader Cegah Stunting melalui Konvergensi Intervensi Sasaran Stunting, sebuah inovasi upaya mencegah stunting yang dilakukan oleh kader-kader PKK, Kader Pembangunan Manusia ( KPM ) desa bersama-sama dengan pemangku kepentingan lainnya dengan konsep penanganannya melalui konvegensi intervensi gizi spesifik dan intervensi gizi sensitif. Untuk intervensi gizi spesifik sasarannya adalah ibu hamil, ibu menyusui dan bayi berusia 0-6 bulan, ibu menyusui dan balita 6-23 bulan. Sasaran ibu hamil, intervensinya dengan pemberian makanan tambahan (PMT) ibu hamil, tablet tambah darah ( TTD), garam beriodium, pencegahan kecacingan, promosi inisiasi menyusui dini ( IMD), promisi air susu ibu ( ASI) eksklusif, melahirkan di fasilitas kesehatan, imunisasi dasar hingga 6 bulan, promosi dan pemantauan bulanan tumbuh-kembang anak, ASI lanjutan hingga 2 ( dua ) tahun dan makanan pendamping ASI mulai usia 6 bulan, pemberian suplemen, imunisasi lengkap, pencegahan diare, manajemen terpadu balita sakit ( MTBS), taburia, dan penyediaan konseling gizi. Sedangkan untuk intervensi gizi sensitif antara lain akses air minum yang aman, akses sanitasi yang layak, akses terhadap fasilitas kesehatan, akses terhadap fasilitas kebersihan, akses keluarga berencana, jaminan kesehatan, jaminan persalinan, konseling pengasuhan anak ( parenting ) untuk orang tua, akses pendidikan anak usia dini, konseling kesehatan dan reproduksi bagi remaja, bantuan sosial untuk rumah tangga miskin dan neningkatkan ketahanan pangan bergizi.[Red/Akt-49/08/2021/Agi].   AktualNews

Sumber: