” Maaf “

” Maaf “

Sementara Dewi hanya melepaskan senyum manisnya, mereka nampaknya terlihat akrab. O, ya.. boleh nanti kita tareweh berangkat bareng, hmm sekalian memperkenalkan situasi Komplek ini.. " " Boleh mas.. " timpal Dewi tersipu malu.****

BACA JUGA:Bangkitkan Semangat Kebangsaan melalui Kesusastraan, Buku Kumpulan Puisi Sebelum Hujan Turun lagi Diliuncurkan

Ramadan tahun ini sepertinya menjadi Ramadan yang istimewa buat Egi, sebab hari-hari terakhir ia menjalani dengan rasa kesepian setelah kepergian Puspita yang masih membekas di hatinya. Namun sepertinya Puspita tak tega melihat kekasih yang telah kehilangan semangat hidup, sepertinya Puspita menyampaikan kepada Tuhan untuk mengirimkan penggantinya buat Egi.

Dewi memang mirip sekali dengan Puspita, hingga Egi tampak terlihat terhibur dengan kehadirannya. Bulan yang penuh rahmat ini mereka jalani dengan sukacita, dan Egipun menceritakanya tentang kejadian maut yang menimpa dirinya hingga merenggut nyawa sang kekasihnya.

Dewi yang memiliki hati terbuka menerima apa adanya, hingga akhirnya mereka saling mengikat hati, namun Demikian Dewi memiliki hati yang bijak meskipun dirinya dianggap mirip dengan Pupita dan Dewipun dengan tulus selalu mengantarkan Egi setiap kali ziarah ke makam Puspita. " Semoga hatimu damai dan tenang sob, maaf aku bukan maksud menggantikan posisimu... tapi semua ini memang sudah dipertemukan oleh Tuhan, semoga kau tenang dalam tidur panjangmu.. " ucap Dewi sembari menaburkan bunga dipusara Puspita.

Sementara Egi hanya diam dan berdiri disamping Dewi, hatinya masih teringat kenangan manis bersamanya, tapi takdir telah memisahkan. Dan tentunya semua ini adalah suratan takdir yang sudah digariskan.

Kita hanya menjalani kehidupan ini dengan ikhlas serta menerima takdir yang telah Tuhan berikan, sementara itu senjapun sebentar lagi hadir suasana di pemakaman itupun mulai sepi, karena waktu maghrib beberapa saat lagi akan tiba, Egi dan Dewipun bergegas meninggalkan lokasi pemakaman bersama jajak langkah kaki tinggalkan Puspita yang sedang terbaring dalam tidur panjangnya seolah mengizinkan Dewi untuk menggantikan posisinya. Tempat pemakaman itupun tampak hening, bersama datangnya waktu maghrib seolah menjadi petanda tentang waktu yang terus berjalan untuk kita dapat menerima semua catatan hidup ini.

BACA JUGA:Kan Kuikat Hatimu Dengan Cinta Yang Berbeda

" Maaf Pus.. jika aku tidak menepati janji, kerena ia hadir menggantikan posisimu.. bukan maksud aku mengubah pendirianku namun aku yakin kamu menerimanya dengan ikhlas, semoga Ramadan ini juga menjadi yang terindah untukmu.. " tutup Egi bersama hilangnya senja yang mulai gelap.***

 

Oleh UG DANI

 

 

Cerpen ini terbit pada buku Atologi Cerpen Roller Coaster
Penerbit Firaz Media.

Sumber: