Karanganyar, AktualNews - Baru bulan ini Sudah berjalan penyaluran uang tunai, yang sebelumnya bantuan pangan non tunai (BPNT)/Kartu Sembako mendapat respons positif bagi para penerimanya. Mereka merasa bantuan tunai lebih fleksibel dalam pemanfaatannya daripada diberikan dalam bentuk sembako. Terlebih, mereka merasakan sembako yang ditebusnya dari e-warong, menyusut.
Pengakuan para penerima BPNT mengemuka di kunjungan kerja Anggota Komisi VIII DPR RI di Balai Desa/Kecamatan Karangpandan Karanganyar, Jateng, Rabu (2/3/22). Sekadar informasi, penyaluran BPNT pada tahun lalu masih disalurkan berupa beras, telur dan sayuran atau komoditas pertanian lainnya. Nilainya per penerima Rp200 ribu per bulan yang diberikan tiga bulan sekali. Pada tahun ini, Kemensos sudah memberikannya secara tunai per tiga bulan.
"Sembako yang diterima, susutnya banyak. Misalnya senilai Rp600 ribu, susutnya sampai Rp.50 ribu sendiri," kata Mardi warga Desa Bangsri.
Sedangkan warga Desa Bangsri, Hartono mengaku heran setelah bantuan pangan diterima, ternyata lebih mahal dari harga pasaran. Ia sempat menghitung paket bantuan pangan kurang dari Rp.200 ribu.
Widodo, warga Desa Tohkuning mengaku sepakat BPNT diganti uang tunai. Menurutnya, penggunaan lebih fleksibel.
"Kalau saat sangat butuh dana, bisa pakai uang BPNT," katanya yang mengaku sudah setahun lebih mendapatkan bantuan pangan.
Menanggapi hal itu, Paryono mengatakan problem BPNT menjadi perhatian khusus pihaknya dengan Kementrian Sosial. Berbagai aduan masyarakat seakan tak pernah sepi.
"Beras yang seharusnya 15 kilo jadi 12 kilo. Tomat hanya dua buah dan kubis seperempat kilo. Harusnya lebih dari itu senilai Rp200 ribu. Memang diberi sembako tapi nilainya malah lebih sedikit," ungkapnya.
Kunjungan Kerja Paryono, DPRRI Komisi VIII Mendapat Responsif Warga Masyarakat untuk PKH dan BPNT Diberikan Tu
Kamis 03-03-2022,09:33 WIB
Editor : Aktual News
Kategori :