Labuhanbatu, Aktual News-Sedekah itu pembebasan. Yang tidak menuntut sebuah persyaratan, Sedekah itu tindakan. Bila terbersit sedekah, lakukan. Jangan ditunda. Jangan ditawar. Tidak ada yang menjamin dan memastikan nasib dan keadaan diri seseorang di kemudian hari. Keadaan bisa berubah dalam sekejab. Jadi saat ada niat sedekah, itu adalah peluang emas sebuah pembebasan diri. Pembebasan dari ketergantungan, keterikatan manusia terhadap dunia.ucap Bupati Labuhanbatu H.Andi Suhaimi Dalimunthe ST,MT. Seusai memberikan santunan kepada anak yatim di PT.LTS, Rabu 23/7/2020. Dunia dan seisinya adalah anugerah sekaligus ujian bagi manusia. Kesenangan dan kesusahan menjadi bagian tak terpisahkan hidup manusia. Manusia yang cerdas. Manusia yang mampu menarik benang logika atas eksistensinya di dunia, dan kehidupan setelahnya. Harta benda menjadi tak bernilai secara substansi dari sebuah perbuatan sedekah. Dia hanyalah sarana pelengkap dari sebuah perbuatan sedekah. Jika tak ada tak akan membatalkan sebuah tindakan sedekah. "Jauhilah api neraka, walau hanya dengan bersedekah sebiji kurma. Jika kamu tidak punya, maka bisa dengan kalimah thayyibah" (HR. Al Bukhari 6539, Muslim 1016) Sedekah atau Shadaqoh bermakna pemberian dari seorang Muslim kepada orang lain dengan selalu diniatkan semata karena mengharap ridho Allah SWT. Biarlah Allah yang membalas sedekah itu tanpa kita pertanyakan kapan, dimana, bagaimana Allah membalas amal itu. Itu domain Allah SWT. Jika sedekah memiliki niat apalagi tujuan selain ridho Allah, sia-sia saja. Namun perlu di perhatikan, Menurut Andi Suhaimi, Di era saat ini dimana secuil perbuatan baik kepada manusia lain justru dijadikan sarana pencitraan diri jelas menyimpang dari substansi perbuatan sedekah itu sendiri. Jangankan bingkisan sembako. Sebentuk senyum yang doberikan ke orang lain tetai tidak diniatkan untuk keridhoan Allah SWt, juga bukan sedekah. Orang lain mungkin secara objektif menangkap itu bernilai sedekah. Tapi dimata Allah, mungkin tidak. Ketika kita bangga melihat foto kita sedang menyerahkan bingkisan yang kita nilai sebagai sedekah, terbersit di hati bahwa diri telah berbuat baik, itu sebuah kesia-siaan nilai ibadah. Hanya sebatas itu yang didapat. Bangga sesaat. Keren dimata manusia. Citra baik dihadapan manusia. Bahkan pemahaman bahwa Allah akan mengganti harta yang disedekahkan dengan harta yang berlipat ganda, jangan dijadikan tujuan utama ketika hendak bersedekah. Karena kebanyakan dari manusia sering ragu kepada Allah SWT atau amal sedekahnya jadi tidak ikhlas jika balasan itu tak kunjung datang. Jadi sedekah itu mudah secara implementasi tapi berat secara subtansial. Kemudahan sedekah dari yang paling ringan yang bisa diberikan yaitu senyum, perhatian tanpa harus kehilangan sesuatu. Apakah diri kita merasa kehilangan saati memberi senyum pada orang lain? Ketika memberi perhatian ringan dengan menyapa ramah? Bahkan dalam hadits dikatakan menggauli istri sendiri juga dikatakan sedekah. Betapa mudahnya bersedekah. Kalau hanya dengan senyum masih berat, betapa kikirnya diri kita. Jika hendak bersedekah senyum, senyumlah dengan tulus. Yang seringkali jadi masalah adalah saat bersedekah harta. Karena bagi diri pribadi pemberi sedekah, tidak terikat lagi dengan tindakan sedekah. Berikanlah dengan tulus sekaligus detik itu juga melupakan harta yang disedekahkan. Jika masih diingat-ingat dan keceplosan disiarkan, maka nilai keikhlasan menjadi hilang. Kesia-siaan. Bila sedekah disertai riya, misalnya, maka seketika itu pula akan menggugurkan pahala bersedekah. Laksana air yang menyapu bersih pasir di atas bebatuan. "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima)." (QS al-Baqarah [2]: 264). " Tidak akan menjadi miskin seseorang hanya karena bersedekah, terlebih bersedekah kepada anak yatim, itu akan menjadikan pintu rezki kita terbuka lebar," pesan Bupati. [ Red/Akt-01 ] Aktual News
Bupati Labuhanbatu: Jangan Tunda Waktu Untuk Bersedekah
Kamis 23-07-2020,20:11 WIB
Editor : Aktual News
Kategori :