Tahta membuat manusia berubah jadi filsuf dadakan:
"Segala sesuatu demi rakyat," katanya, sambil tanda tangan proyek atas nama keluarga.
Yang tidak punya tahta akan mencibir,
tapi ketika diberi kesempatan, mereka melakukan hal yang sama—
karena ternyata kursi itu bukan cuma empuk, tapi juga memabukkan.
3. Wanita: Inspirasi, Godaan, dan Kadang Kambing Hitam
Di balik pria sukses katanya ada wanita hebat.
Di balik pria gagal... ya, katanya juga ada wanita, tapi versi yang lain.
Wanita sering dijadikan alasan dari segala kekacauan, padahal sering kali mereka hanya penonton dalam drama ego laki-laki.
Ada yang mengejar cinta, padahal yang dia cari sebenarnya perhiasan.
Ada juga yang pura-pura tidak butuh wanita, tapi diam-diam menyimpan chat “Hai, udah tidur belum?” pukul 2 pagi.
Wanita dijadikan lambang keindahan, tapi juga dijadikan kambing hitam setiap kali logika pria kalah oleh nafsu.
Sungguh adil dunia patriarki ini—kalau lelaki selingkuh, dibilang khilaf; kalau perempuan selingkuh, dibilang laknat. Akhir Kata: Dunia Berputar, Logika Terbakar.
Harta membuat manusia lupa berbagi, Tahta membuat manusia lupa rendah hati, dan Wanita—ah, sering kali hanya dijadikan simbol untuk menutupi ambisi.
BACA JUGA:Keteguhan Hati di Tengah Tantangan Usia
Padahal, kalau dipikir-pikir, ketiganya hanyalah ujian hidup yang dibungkus rapi dengan pita bernama “keinginan”.