Tangerang, AktualNews - Gelora NU Kabupaten Tangerang kian membahana dibawah nahkoda baru Tanfidiyah KH. Hafis Gunawan pengasuh ponpes Miftahul Khaer Curug Kab. Tangerang.
Hari ini 10 November bertepatan dengan hari pahlawan PCNU Kabupaten Tangerang dikukuhkan bertempat di Gedung Serba Guna (GSG), Pemda Kabupaten Tangerang. Pengukuhan didaulat langsung oleh pengurus Besar Nahdlatul Ulama yaitu KH. Hasan Nuri, dan dilanjutkan orasi ketua PBNU KH. Ulil Abshar Abdalla. Minggu, 10 November 2024.
Dalam orasinya Gus Ulil berpesan "Tantangan PCNU Kabupaten Tangerang khususnya dan NU secara keselurahan adalah transformasi warga NU dari kultural menjadi NU stuktural. Karena faktual mayoritas warga Tangerang secara tradisi adalah NU dalam artian manhaj ahli sunah waljama'ah. Sedini-dini amaliyah NU (Aswaja) telah mengakar pada era kerajaan majapahit," kata Gus Ulil.
Transformasi jama'ah menjadi Jam'iyah sesungguhnya telah menjadi program PBNU, dan PCNU harus tegak lurus ikut serta mensukseskan program PBNU. Transformasi NU juga tak melulu dalam hal jama'ah, merambah pula pada tataran sumberdaya manusia. Memupuk tunas generasi muda NU untuk mengenyam pendidikan pada perguruan tinggi bergengsi baik dikancah nasional maupun internasional. Hanya dengan itu NU mampu memimpin bangsa ini.
Tugas berat NU merawat jagat tentu harus dibarengi dengan kesigapan-kesigapan mempersiapkan segala-galanya dalam berbagai bidang. Tak heran jika kini di Pesantren NU ada peguruan tinggi berbasis teknologi dimana tadinya hanya berkutat pada "Ushuluddin."
BACA JUGA:Korban Terlindas Truk Tanah di Kosambi Selamat, Biaya Operasi Seluruhnya Ditanggung Pemkab Tangerang
Tradisi NU secara substansi telah lahir diawal islam itu hadir di Nusantara, para dai-dai Islam era sahabat telah singgah kenusantara, abad 7, 8, 9 dan puncaknya melembaga pada abad ke-13 khususnya di Jawa yang diprakarsai oleh wali songo.
Dengan sejarah panjang tersebut mustahil NU kultural terpinggirkan, tinggal bagaimana tugas NU struktural mengolah dan menggelorakan semangat ke NU an menuju Indonesia Maju dan berperadaban luhur, sebagaimana nenek moyang bangsa ini telah memiliki lembaga pendidikan tua, lebih tua dari tradisi keilmuan bangsa Eropa yaitu lembaga pendidikan "Pawiyatan" yang mampu mencetak bijak bestari sekelas Ronggowarsito.
Dari pawiyatan bertranformasi menjadi Pesantren dan pesantren pun mampu mencetak ulama kelas dunia yaitu Saidul Ulama Hizaj Syekh Nawawi Tanara al Bantani.**