Jakarta, AktualNews - Keberanian menjadi salah satu modal penting untuk menghapus mental block saat akan memulai usaha, utamanya bagi para siswa SMK. Dengan dukungan program kewirausahaan yang ada di sekolah diharapkan semakin melejitkan potensi atau peluang kewirausahaan yang dirintis oleh para siswa, bahkan sejak masih dibangku SMK.
Lulusan sekolah menengah kejuruan tidak hanya diarahkan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja di industri, akan tetapi juga didorong menjadi wirausaha yang mandiri. Upaya ini diharapkan dapat menjawab persoalan masyarakat saat ini terkait dengan keterbatasan lapangan pekerjaan serta dapat menciptakan lapangan pekerjaan baru.
Dalam talkshow bertajuk “Buka Usaha Tak Perlu Tunggu Tua” yang digelar sebagai rangkaian dari Acara Harvesting Gernas BBI/BBWI X Vokasifest 2024, Dea Goesti Rizkita, Puteri Indonesia Perdamaian tahun 2017 mengatakan bahwa, selain melalui pembelajaran yang mampu mengasah ide-ide inovatif, peserta didik di SMK juga harus dibekali keberanian untuk memulai bisnis. Pasalnya, saat memulai usaha, seseorang biasanya akan menghadapi hambatan yang tak jarang berasal dari diri sendiri, yakni mental block.
“Mental block ini sering kali berupa pertanyaan-pertanyaan pesimis dari dalam diri. Misalnya tidak punya modal, malu, tidak bakat dan sebagainya. Mental block ini harus dihilangkan. Sekolah harus mengajarkan keberanian untuk memulai usaha kepada siswanya dan menghilangkan mental block ini,” kata Dea.
Keberanian untuk memulai, lanjut Dea merupakan keterampilan yang sangat dibutuhkan dalam memulai bisnis. Dengan keberanian dalam memulai, maka mental atau pemikiran seseorang dalam memulai bisnis akan terus bertumbuh.
BACA JUGA:Inspirasi Pendidikan Vokasi Memberikan Ragam Pilihan Sekolah
“Akan tetapi, jika kita terlalu banyak menyimpan pemikiran atau ide saja dan tidak dilakukan karena berbagai pemikiran-pemikiran negatif sendiri, maka jadinya hanya block hingga disitu saja,” ujar Dea.
Dea berpesan, dalam menumbuhkan keberanian tersebut, para siswa ini perlu menemukan alasan, kenapa ingin memulai bisnis tersebut. “Hal ini bertujuan untuk memberikan motivasi kita disaat kita mengalami situasi block,” tambah Dea.
Sementara itu, Ani Syafa’atun, Instruktur Produk dan Manajer Operasional, Budi Mulia Dua Culinary School Yogyakarta mengatakan sebagai salah satu Lembaga Kursus dan Pelatihan di bidang kuliner, institusi selalu berusaha untuk menggali motivasi peserta pendidik dalam memulai bisnis.
“Dalam setiap pelatihannya, kami selalu menggali dan mengingatkan motivasi mereka. Apa tanggung jawab yang mereka miliki sehingga peserta didik tetap fokus dan melanjutkan bisnis yang telah dijalankan,” ujar Ani Syafa’atun.
BACA JUGA:SkillsIndonesia 2045 untuk Talenta Vokasi Unggul
Narasumber lainnya, Mulia Mudifia Dinata, pemilik Daisydifs dan salah satu lulusan SMKN 1 Cikalongkulon, Cianjur, Jawa Barat menceritakan pengalaman bimbingan yang dilakukan oleh SMKN 1 Cikalongkulon dalam mengembangkan bisnis yang telah dilakukan termasuk. Sebagaimana masyarakat umumnya, Fia sapaan Mudifia juga sempat merasa tidak percaya diri saat awal menjalankan bisnis yang dirintis sejak masih SMK tersebut.
“Awalnya aku tidak memiliki percaya diri dalam menjalankan bisnis ku saat itu, yaitu usaha thrift shop. Tetapi, dari pihak sekolah memberikan bimbingan dan dukungan penuh terhadap bisnis yang aku jalani,“ kata Fia pada talkshow bertajuk “Buka Usaha Tak Perlu Tunggu Tua” di acara BBI/BBWI X VokasiFest 2024.
Saat itu, Fia sendiri mengikuti program Sekolah Pencetak Wirausaha (SPW) yang ada di sekolahnya. Fia mendapatkan bimbingan langsung tentang kewirausahaan mulai dari mencari ide bisnis hingga bagaimana memasarkan produknya.
“Rangkaian program yang saya ikuti mampu menciptakan tingkat percaya diri saya dalam menjalankan bisnis tersebut, hingga akhirnya memiliki sejumlah bisnis lainnya,” ucapnya.