Jakarta, AktualNews-Yusuf Wijaya Ananta (8 tahun 8 bulan) adalah anak lelaki terkecil yang dikhitan di sebuah klinik kesehatan di bilangan Slipi, Jakarta Barat pada Rabu(19/6) siang. Itu adalah liburan sekolah yang dipakai untuk mengikuti anjuran Rasulullah agar bagi laki-laki wajib untuk dikhitan atau disebut Sunat Rasul.
"Waduh membujuk si bungsu sungguh sulit luar biasa. Lebih dari setengah jam membujuk ia baru mau untuk disunat. Eh, proses sunat nya tidak lebih lama dari itu. Hanya duapuluh sembilan menit sudah selesai. Praktis sekitar satu jam baru selesai proses khitanan kemarin," Kata Mami, ibu dari Yusuf Wijaya Ananta, Kamis (20/6) sore di Palmerah, Jakarta Barat.
BACA JUGA:Tingwe, Rokok Linting yang Sedang Digandrungi Perokok
Yusuf adalah murid kelas dua dari sebuah Madrasah Ibtidaiyah di bilangan Kecamatan Palmerah, Jakarta Barat. Ia baru saja naik ke kelas 3 di Madrasah Ibtidaiyah. Dan karena masuk liburan sekolah maka orang tuanya mendadak ajak sang putra untuk dikhitan.
Sunat, khitan, atau sirkumsisi adalah tindakan memotong atau menghilangkan sebagian atau seluruh kulit penutup depan dari penis. Frenulum dari penis dapat juga dipotong secara bersamaan dalam prosedur yang dinamakan frenektomi. Kata sirkumsisi berasal dari bahasa Latin circum dan caedere.
BACA JUGA:Apay: Konsisten Puluhan Tahun Dagang Mie Ayam
Sungguh mulia ajaran IsIam yang mewajibkan kaum lelaki untuk dikhitan atau disunat. Ini penting untuk kesehatan. Menurut Ilmu Kesehatan, sunat mengurangi risiko infeksi penyakit seksual menular seperti human papilloma virus (HPV) dan penyakit seksual menular seperti herpes atau sifilis. Mencegah terjadinya penyakit pada penis seperti nyeri pada kepala atau kulup penis yang disebutfimosis.
Menjadi Habituasi di lingkungan RT/RW di Palmerah setelah disunat diadakan "bancakan" atau sekedar tanda selamatan bagi putra sesusai khitanan. Ada yang sampai membuat tenda dan mengdakan selanatan lebih dari sekedarnya, namun ada yang cukup membuat masakan alakadarnya dan diundang mendadak orang dekat sekitar.
"Ini hari kami adakan doa selamatan. Tidak perlu repot-repot, karena membeli bahan baku masakan, mulai dari sayuran, ayam, telur dan lain. Yang masak tetangga sebelah, sedangkan saya hanya fokus masa k nasi dan krupuk. Hadirin yang datang disediakan kertas nasi yang biasa kita dapatkan di rumah makan. Alhamdulillah acaran ini hari berjalan lancar, "tutup Mami, ibu dari Yusuf Wijaya Ananta.***