Jakarta, AktualNews - Nama rokok linting berasal dari cara membuatnya. Yaitu dengan cara melinting bahan-bahan rokok ke dalam klobot. Modern ini, klobot telah diganti dengan kertas khusus rokok, disebut garet. Bahannya tak muluk-muluk, tembakau kering dan cengkeh. Bahan tersebut ditata di atas garet kemudian digulung. Rokok ini disebut “Tingwe” alias ngelinting dewe. Bahasa Jawa untuk melinting sendiri.
Fenomena ini diduga muncul sebagai imbas dari naiknya tarif cukai sejak awal tahun 2022. Rokok konvensional kemasan terus mengalami kenaikan harga, terutama produk sigaret kretek mesin.
BACA JUGA:Abah Bako, Dua Puluh Tahun Geluti Tembakau Linting
Kios penjualan tembakau untuk tingwe pun makin menjamur. Berbagai jenis tembakau rajangan dijual dengan beragam kualitas dan cita rasa, seperti rasa buah hingga aneka minuman segar.
Seiring berkembangnya zaman, rokok linting kemudian diproduksi secara modern. Tidak lagi menggunakan tangan, tetapi menggunakan mesin. Kendati begitu beberapa perokok masih menggunakan metode melinting. Cara ini dapat menjadi alternatif di tengah melonjaknya harga rokok. Melinting rokok sendiri dinilai lebih hemat. Selain itu, bagi penikmatnya, ada kepuasan tersendiri merokok dari hasil lintingan.***