Dari Pasir hingga Rupiah—Kisah Batako Rumahan Sungai Sadong
Beginilah pekerja pembuatan batako.--
Sanggau, AktualNews -Di balik pembangunan rumah-rumah sederhana di Kalimantan Barat, tersimpan cerita unik tentang proses pembuatan batako yang berbeda dari umumnya. Tepatnya di Dusun Sungai Sadong, Desa Pengadang, Kecamatan Sekayam, Kabupaten Sanggau, batako diproduksi dengan cara yang jauh dari teknik konvensional seperti yang lazim dilakukan di Pulau Jawa.
Produksi Batako Tanpa Api
Jika di Jawa bata dibuat dari tanah liat melalui proses pembakaran dalam tungku bersuhu tinggi, maka di Sekayam justru memanfaatkan campuran pasir dan semen jenis "Kon". Tidak ada tungku atau pembakaran—batako cukup dikeringkan di bawah rumah beratap seng selama lebih dari satu hari. Proses sederhana ini menjadi solusi bagi pengrajin lokal yang mengandalkan sinar matahari sebagai "mesin" produksi alami mereka.
BACA JUGA:Harris, Pengemudi Tunggal Trayek SGU–Entikong: Tiada Duanya
Dengan cetakan manual, seorang pekerja mampu menyelesaikan sekitar 200 buah batako per hari. Upah yang diberikan sebesar Rp600 per unit, menghasilkan total harian sekitar Rp120.000. Batako ini dijual kepada masyarakat seharga Rp2.500 per buah. Bila ada pesanan hingga 2.000 unit, si pembeli akan mengeluarkan dana sekitar lima juta rupiah.
“Kalau ada pesanan dua ribu buah, pembeli bisa keluar uang sekitar lima juta,” ujar Rian, salah satu pekerja pada Kamis pagi 17 Juli 2025 saat ditemui tim AktualNews di Sungai Sadong.
Rahasia di Balik Komposisi
Rian, sebagai salah satu tenaga produksi, mengaku bahwa formula perbandingan antara pasir dan semen merupakan bagian dari rahasia kerja yang tidak bisa ia ungkapkan. “Kurang elok kalau saya sebut. Saya hanya pekerja, bukan pemilik usaha,” katanya, menjelaskan bahwa komposisi campuran adalah milik majikannya.
Umumnya membuat bata di Pulau Jawa sebagai melibatkan beberapa tahap diantaranya :
1. Penggalian Tanah Liat : Tanah liat yang kaya akan mineral tertentu digali dari lokasi penggalian.
2. pengolahan Tanah ; Tanah liat diolah untuk menghilangkan kotoran dan mencapai konsistensi yang tepat.
3. Pembentukan Bata: Tanah liat dibentuk menjadi bata dengan menggunakan cetakan.
4. pengeringan :Bata yang telah dibentuk dikeringkan di bawah sinar matahari atau dalam ruangan khusus untuk menghilangkan kelembaban.
5. Pembakaran :Bata yang telah kering dibakar dalam tungku pembakaran pada suhu tinggi untuk meningkatkan kekuatan dan ketahanannya.
Namun produksi di Dusun Sungai Sadong ini memiliki cara yang lebih menarik dengan beberapa komposisi bahan yang digunakan.
Sentra Produksi Mandiri
Warga yang ingin membangun rumah umumnya langsung memesan batako ke tempat produksi lokal seperti milik majikan Rian dan Doni. Sementara bahan bangunan lainnya seperti semen, kayu, seng, dan paku dibeli terpisah di toko material. Rata-rata pekerja mampu menyelesaikan di atas 200 unit batako per hari, menjadikan usaha ini sumber penghasilan tetap bagi masyarakat setempat.
- Tag
- Share
-