Jelang lebaran, KPPU Kanwil I Medan Awasi Kenaikan Harga Komoditas

Jelang lebaran, KPPU Kanwil I Medan Awasi Kenaikan Harga Komoditas

--

Medan, AktualNews - Setelah melakukan monitoring harga di Pasar Petisah Medan bersama Tim Satgas Pangan Provinsi Sumatera Utara (Sumut), Selasa (2/4/2024), Kantor Pengawasan Persaingan Usaha (KPPU) Kanwil I Medan akan mengawasi beberapa kenaikan harga komoditas, di antaranya harga bawang merah, bawang putih, ayam potong, beras dan minyak goreng.

Dikatakan Kepala KPPU Kanwil I Medan, Ridho Pamungkas berdasarkan pantauan hari ini, beberapa komoditas yang harus diawasi tadi terutama adalah bawang merah.

“Bawang merah dari sisi hulunya. Informasi di lapangan permasalahan kendala banjir di Jawa sehingga transportasi ke sini jadi agak kurang. Ini yang harus diantisipasi ke depannya karena gangguan bisa sampai menjelang Lebaran/Idul Fitri 1445 Hijriah/2024,” jelas Ridho pada wartawan.

Dilanjutkan, yang masih tinggi di atas HET 19% itu adalah harga beras. Meskipun sudah ada beras dari Bulog yang bisa menstabilkan harga. Ditambah lagi menjelang panen raya maka dipastikan beras-beras lokal akan masuk ke pasar.

“Nah, yang harus kita jaga itu, jangan sampai kita masih jor-joran beras Bulog padahal harga panen sudah masuk. Sehingga harga jatuh di produsen kemudian kedepannya beras sulit lagi. Jadi, stabilisasi harga ini yang harus kita jaga,” ungkapnya.

Kalau terkait bawang putih, diutarakan Ridho bahwa di daerah Jawa harga sudah cukup tinggi yakni di atas Rp40.000. Tetapi di sini (Medan) tadi di cek masih Rp36.000. Hanya saja ini harus diwaspadai kedepan karena berdasarkan statement Menteri Perdagangan kemarin sudah 300 ribu/kg yang dikeluarkan izin impornya tapi belum terealisasi semua.

“Pertanyaannya ketika sudah dikeluarkan izin sebanyak itu tapi harga masih melonjak tinggi di Jawa. Apakah ada permainan harga atau tidak? Kan itu. Meskipun harga internasional memang tinggi tergantung rate dollarnya. Jadi, ini beberapa komoditi yang kita waspadai,” ujarnya.

Di sisi lain, terkait pergerakan harga ayam yang memang arahnya naik di harga Rp34.000 ribu meski di HET nya Rp35.000 dinilai Ridho masih relatif normal. “Meski harga bergerak naik ini wajar menjelang lebaran. Karena ada kenaikan permintaan terutama di masyarakat,” imbuhnya.

BACA JUGA:Polres Simalungun Hadir dalam Rapat Koordinasi Peraturan Mahkamah Agung RI di Pengadilan Negeri Simalungun

Selanjutnya, untuk temuan hari ini, di mana harga relatif tinggi pada minyak goreng. Untuk minyak goreng curah di harga Rp17.000 dan Minyak Kita (minyak goreng kemasan) ada di Rp16.000 padahal HET nya Rp14.000.

“Memang dari informasi pedagang bulan Maret itu ada kelangkaan Minyak Kita ini kan karena minyak ini tergantung berapa nilai ekspornya. Karena itu jadi alokasi DMO (Domestic Market Obligation)nya. Kalau ekspor kita berkurang pasti pasokan kita berkurang juga. Jadi pertanyaan juga harga tanpa DMO itu sudah 16-17 apalagi untuk premium,” jabarnya.

Sehingga terkait minyak goreng ini yang ditinjau kembali adalah harga pokok produksinya yang sudah tinggi atau bisa ditekan sesuai HET. “Kalau tidak HET nya ini harus kita evaluasi lagi. Karena temuan di pasar selalu tinggi HET untuk minyak goreng.

BACA JUGA:Sat Samapta Gelae Pengamanan Unjuk Rasa Masyarakat Nagori Tangga Baru Tuntut Sarana Olahraga dari PTPN IV

Kalau dari minyak goreng lebih kepada harga pokok yang sudah cukup tinggi. Lalu Minyak Kita yang menjadi stabilisasi harga juga sudah berkurang produknya. Hal ini karena masalah berkurangnya jumlah pasokan,” pungkasnya.

Sumber: