Suta Widhya: Perlu Ada Pihak Yang Edukasi Calon Pemilih Menjelang Pemilu 2024

Suta Widhya: Perlu Ada Pihak Yang Edukasi Calon Pemilih Menjelang Pemilu 2024

--

Jakarta, AktualNews -Komentar Said Didu yang berkomentar terkait asal usul susu kotak yang sempat dibagikan oleh Gibran Rakabuming waktu lalu di car free Day (CFD) di Jakarta patut dijadikan acuan bagi para calon pemilih pada 14 Pebruari 2024. 

Adalah  video yang diunggah Dokter Tifa saat Gibran Rakabuming diwawancarai perihal susu kotak yang menjadi acuan tulisan ini.  Video ITU menampilkan Gibran Rakabuming yang tak bisa menjawab pertanyaan terkait asal usul susu kotak dari awak media dan langsung pamit pergi.

Said Didu pun  menanggapi unggahan Dokter Tifa dengan meretweetnya. Karena Gibran tidak kuasa menjawab asal muasal susu kotak tersebut.  Said Didu pada Jumat 5 Januari 2023 menyampaikan rasa kasihannya kepada pada orang-orang yang mendampingi Gibran Rakabuming saat itu. 

BACA JUGA:Meski Usia Cukup Tidak Bisa Suta Widhya Menjadi Cawapres

"Rasa iba Said Didu pada para pendamping Gibran yang memang menanggung beban kerja yang sangatlah berat karena harus menutupi kekurangan sang cawapres. Karena Gibran ini tentu beda dengan Gielbran aktivis BEM dari Universitas Gajah Mada. Yang terakhir kualitasnya utuh tanpa beban berat, "ungkap Pengamat Hukum Politik Suta Widhya, Sabtu 6 Januari pagi di Jakarta. 

"Rasa kasihan Said Didu melihat penderitaan para pendampingnya menular ke kami. Ibarat virus covid 19, rasa kasihan itu merontokan stamina kami untuk berdiri sekalipun. Tidak terbayang mimpi apa semalam sebelum ikut car free Day pagi hari nya." Lanjut Suta. 

Banyak warganet yang kasihan dengan apa yang dialami Gibran memenuhi udara maya Netizen berkomentar Gibran terlihat memaksakan kemampuannya untuk menjadi Pemimpin sebelum waktunya.

"Kasihan lihat Gibran dipaksa " diperam" meski belum masak karena bila mateng sebelum waktunya tentu kualitas rasanya jauh dari kewajaran. Dengan kemudahan informasi jaman sekarang apa mungkin masyarakat pedesaan mau dipaksa untuk  percaya kemampuannya," tanya Suta lebih lanjut. 

BACA JUGA:Meski Usia Cukup Tidak Bisa Suta Widhya Menjadi Cawapres

Menurut Suta, para pendamping di sekeliling Gibran tidak rugi, karena kompensasi yang diterima tentu sangat lumayan. Yang malang adalah pemujanya, karena buta informasi, buta segalanya tetap memujanya. 

Diperlukan edukasi kepada calon pemilih dalam Pemilu 2024.Jangan sampai ada pemilik suara yang bingung saat di dalam bilik suara. Karena sering terjadi ada anggota masyarakat yang bingung memilih. (Sehingga sering menjadi target "serangan fajar", yang membeli suara dengan sejumlah uang receh ratusan ribu.) 

"Menurut kami perlu pihak yang memberikan edukasi kepada calon pemilih. Mereka sebaiknya bukan relawan dari ketiga para calon peserta Pilpres 2024. Tugasnya membedah kapasitas para calon dengan tajam, lugas, tanpa pretensi mengarahkan kemana pilihan diberikan." Tutup Suta.***

Sumber: