KANJENG SENOPATI : Jokowi Dikabarkan Bersitegang Dengan Andika Perkasa. TNI Tidak Akan Bersikap Jika Presiden
SIKAP TNI SUDAH BENAR DEMI KEPENTNGAN KEDAULATAN NEGARA Jakarta, AktualNews-TIDAK BOLEH ikuti kemauan penguasa presiden apabila memang membahayakan dan ugal-ugalan dan bermain-main terhadap kedaulatan negara ! TNI POLRI sudah BENAR dan berani bersikap dan mengambil langkah keputusan yang Benar sebagai Tentara Profesional dan sebagai Tentara Rakyat dan POLRI sebagai penegak hukum dan pengayom rakyat sebagai abdi negara sebagai abdi rakyat dan BUKAN sebagai abdi penguasa. Maka sangat wajar bila hakikat dan tupoksi TNI POLRI lebih memihak kepada kepentingan rakyat. Itu namanya TNI POLRI yang masih setia kepada "MERAH PUTIH" dan setia sebagai penjaga dan pengawal PANCASILA dan UUD 1945. Daripada setia kepada sang penguasa yang sudah membahayakan kedaulatan negara. TNI dibentuk sebagai _Savior of the country_ penyelamat negara bila negara dalam kondisi _warning state_ bisa diambil alih. Yaitu bila sang presiden sudah membahayakan kedaulatan negara dan tidak bisa dipercaya untuk menjalankan tupoksi sebagai layaknya presiden. Maka disini TNI POLRI tugasnya sebagai pemimpin, pelopor, stabilisator dan dinamisator sebagai komponen strategis institusi negara untuk Pertahanan Nasional, Penjaga Keutuhan Wilayah NKRI dan Penegak Hukum serta Pengayom rakyat. Intinya TNI POLRI sebagai penjaga Kedaulatan Negara dan BUKAN sebagai penjaga kedaulatan penguasa ! Karena didalam Kedaulatan itu ada Keutuhan Wilayah NKRI dan Darah Rakyat yang harus terjaga dan dijaga. TNI POLRI tidak boleh taklid buta, membebek atau seperti sapi yang dicocor hidungnya agar harus nurut sana sini mengikuti kemana saja perintah dan kemauan sang penguasa. TNI POLRI harus memiliki _integritas_, harus punya harga diri sebagai komponen strategis yang diharapkan rakyat untuk mengawal negara dan melindungi rakyat. TNI POLRI harus punya harga diri dan percaya diri dan bisa menentukan sendiri karena kalian memiliki angkatan PP pasukan perang, memiliki persenjataan dan peluru. Fitrah TNI POLRI harus lebih setia kepada Pancasila dan Kedaulatan daripada setia kepada "penguasa". Ingat Penguasa atau Presiden itu BUKAN Negara dan BUKAN simbol negara. Karena yang dimaksud negara adalah Kedaulatan beserta isinya yaitu rakyat dan wilayah NKRI. Dan simbol negara adalah Merah Putih, lambang Garuda Pancasila, bahasa negara dan Lagu Indonesia Raya. Dan presiden BUKAN simbol negara ! Walau presiden adalah sebagai Panglima Tertinggi Angkatan Perang Bersenjata tapi bila perintah dan kebijakannya membahayakan negara, tidak _kondusif_ dan _kontroversif_ maka TNI POLRI TIDAK boleh patuh atau memihak kepada kepentingan ambisi penguasa. Yaitu bila si penguasa presiden kebijakannya membahayakan dan mengancam kedaulatan negara. Atau Presiden tidak menghormati kedaulatan tertinggi rakyat dan presiden sudah melanggar PANCASILA dan UUD1945 maka TNI POLRI tidak boleh mentaati komando penguasa yang underdo dan membahayakan negara seperti ini. TNI POLRI harus bisa membedakan dan mana yang lebih utama antara Tupoksi (Tugas Pokok Fungsi) dengan perintah komando presiden. Bila perintah komando itu membawa kepada kehancuran, kekacauan dan pembangkangan terhadap Pancasila dan UUD 1945, maka ini bukan perintah komando yang wajib untuk ditaati dan dilaksanakan tapi perintah ambisi kepentingan sepihak dari si penguasa itu sendiri. Jelas semua karena adanya bayang-bayang kepentingan asing dibelakangnya. Maka ini sangat berbahaya bagi TNI POLRI itu sendiri dan berbahaya bagi Kedaulatan Negara! Kebijakan penguasa telah melakukan makar kepada negara bila kebijakan si penguasa untuk kepentingan asing agar asing bisa leluasa untuk mengatur, mengelola, menguasai dan akhirnya menduduki negara ini, jelas ini perbuatan MAKAR "terselubung" yang dilakukan oleh penguasa. PENGUASA YANG MEMBAHAYAKAN KEDAULATAN ADALAH PENGUASA YANG MELAKUKAN TINDAKAN MAKAR TERHADAP NEGARA Penguasa presiden siapapun orangnya yang membahayakan negara HARUS diambil tindakan tegas dari TNI POLRI ! [Red/Akt-01 ] Kanjeng Senopati Penulis adalah : Analis Spiritual Geostrategi Geopolitik Indonesia dan Pengamat Intelijen Militer & Pengamat Peradaban Sejarah Kerajaan Nusantara
Sumber: