BNPT: Warung NKRI, Upaya Tangkal Radikalisme dan Terorisme
Jakarta, AktualNews - Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) tengah mengembangkan program Wadah Akur Rukun Usaha Nurani Gelorakan NKRI atau disebut Warung NKRI. Salah satu program BNPT itu dikembangkan dalam upaya menangkal ideologi radikalisme dan terorisme di kalangan masyarakat. Hal ini disampaikan Kepala BNPT, Komjen Pol Boy Rafli Amar, saat menerima kunjungan jajaran Dewan Pimpinan Pusat Lembaga Dakwah Islam Indonesia (DPP LDII) di Kantor BNPT, Gedung BUMN, Jakarta, pada Rabu (26/1). Boy mengatakan, akar timbulnya radikalisme dan terorisme kerap terjadi di dunia maya. Untuk itu, pentingnya narasi untuk melawan propaganda paham intoleran. Ia menambahkan, Warung NKRI merupakan salah satu program yang melibatkan seluruh elemen bangsa dan lapisan masyarakat dalam menggiatkan dialog wawasan kebangsaan, yang kaya akan nilai toleransi, persatuan, dan gotong royong. "Kenapa dinamakan warung, ini adalah sebuah game changer. Konsep warung NKRI sebagai sarana edukasi untuk masyarakat melakukan penguatan nilai luhur bangsa yang hari ini menghadapi tantangan dengan lahirnya virus radikal intoleran," ucap Boy. Dalam program ini, Boy menambahkan, BNPT melibatkan multipihak, baik dari pemerintah, masyarakat dan akademisi. Oleh karena itu, BNPT mengharapkan Warung NKRI dapat menjadi wadah silaturahim dan komunikasi dengan harapan membangkitkan rasa nasionalisme. Boy mengajak LDII untuk menyuarakan pesan perdamaian, persatuan, toleransi dan cinta bangsa. Dalam hal itu, semua pihak perlu mengingatkan kepada anak-anak muda agar tidak menyalahgunakan internet atau sosial media. “Apalagi saat ini, kelompok jaringan terorisme telah merambat ke sosial media dengan narasi yang mereka buat,” ujar Boy. BNPT mengharapkan ideologi kekerasan yang dengan sengaja dibawa pihak tertentu untuk menimbulkan disintegrasi tidak memiliki tempat lagi. “Harapannya di warung ini dapat dilakukan diskusi yang mendiseminasikan nilai Pancasila sebagai pendekatan lunak dalam mencegah paham terorisme,” lanjut Boy. Boy Rafli mengatakan, dalam rangka memperkuat ketahanan bangsa Indonesia, program Warung NKRI ini dibuat. “Pada aspek ideologi jangan sampai, masyarakat terpengaruh dengan ideologi yang berbasis kekerasan, seperti ideologi radikal terorisme,” ungkapnya. Menanggapi hal tersebut, Ketua Umum DPP LDII, KH. Chriswanto Santoso mengatakan, program BNPT ini bisa bersinergi bersama LDII. “LDII memiliki program prioritas dalam bentuk delapan bidang pengabdian LDII untuk bangsa. Salah satunya adalah bidang kebangsaan. Karena bagaimanapun, jika Indonesia tidak stabil, hal itu sangat mempengaruhi terhadap kondisi dakwah dan ibadah masyarakat. Oleh karena itu, kita juga menginginkan Indonesia terus damai,” katanya. Ketum LDII melanjutkan, program yang dicanangkan BNPT ini dapat memecahkan permasalahan bangsa terutama mengenai penguatan ideologi Pancasila. “Kami menyambut baik program Warung NKRI ini karena menurut kami dibuat dalam rangka penguatan nilai luhur kebangsaan. Hal ini berkaitan dengan masalah Ideologi Pancasila. Tidak hanya itu, dibuatnya Warung NKRI untuk memecahkan masalah perbedaan di Indonesia,” ungkapnya. Menindaklanjuti pertemuan DPP LDII dan BNPT, Ketua DPW LDII Jawa Timur KH Moch Amrodji Konawi mendukung langkah tersebut. Terutama dalam perihal pencegahan ideologi radikalisme dan terorisme dengan cara menanamkan nilai-nilai luhur Pancasila kepada generasi muda. “Nilai-nilai luhur Pancasila diterapkan mulai di lingkup terkecil yaitu keluarga. Maka peran keluarga sangat dibutuhkan guna menanamkan jiwa kebangsaan dan pancasilais kepada anak-anaknya,” ujar Amrodji di Kantor DPW LDII Jawa Timur, Jumat (28/1). Dalam menjalankan program tersebut, Amrodji melibatkan peran Pemuda LDII dan Wanita LDII Jawa Timur, serta mendorong DPD kabupaten/kota guna menumbuhkan wawasan kebangsaan dan mensosialisasikan Pancasila sampai ke daerah-daerah. “LDII Jawa Timur menyosialisasikan (seminar) wawasan kebangsaan dan Pancasila sudah berjalan tiap tahunnya dengan menggandeng instansi pemerintah, Majelis Ulama Indonesia (MUI), Polda Jawa Timur, Kodam V/Brawijaya, Nahdlatul Ulama, dan Muhammadiyah,” tutup Amrodji.[Red/Akt-21/Redho Fitriyadi] AktualNews
Sumber: