Surabaya Tertinggi se Jatim Kasus HIV/AIDS, Berikut Penjelasan Kadinkes
Surabaya, AktualNews - Kota Surabaya menjadi kota dengan kasus baru HIV/AIDS tertinggi se-Jawa Timur pada tahun 2021. Tercatat sebanyak 323 pasien AIDS baru di Kota Surabaya, disusul Kabupaten Banyuwangi 186, dan Jember sebanyak 174. Data ini berdasarkan temuan dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Timur. Menanggapi temuan data tersebut Nanik Sukristina Kepala Dinkes (Kadinkes) Kota Surabaya menjelaskan temuan ini terungkap bisa jadi karena Pemkot Surabaya selalu intensif melakukan sosialisasi, skrining deteksi dini terhadap HIV. “Kami melakukan pendekatan kepada kelompok beresiko tertular HIV, seperti waria, heteroseksual, pekerja seks, kemudian pengguna narkoba suntik. Kepada kelompok yang rentan tertular HIV juga seperti ibu hamil, calon pengantin, anak buah kapal (ABK), dan pekerja pabrik,” kata Nanik di acara press conference di kantor Dinas Kesehatan Kota Surabaya, Selasa (18/1/2022). Skrining juga dilakukan kepada pasien penyakit tertentu yang kemungkinan dapat disertai HIV, seperti pneumonia, infeksi saluran kemih dan diare. “Semakin gencar kita melakukan skrining maka penemuan kasus juga semakin tinggi. Beda kalau kami diam-diam saja maka temuan kasus juga banyak meski bukan itu yang kami inginkan,” tegasnya. Pemeriksaan HIV/AIDS di Surabaya, lanjut Nanik, sudah bisa dilakukan di 63 puskesmas, 54 rumah sakit serta klinik berbasis komunitas maupun klinik di pelabuhan (KKP). Terkait adanya temuan 323 pasien baru AIDS di Kota Surabaya, Nanik tak menampik jika angka tersebut cukup besar. Namun pihaknya berharap angka tersebut bisa dikendalikan. “HIV ini agak susah karena tidak menunjukkan gejala apapun, sehingga ketika ada penemuan kasus sedini mungkin bisa dilakukan intervensi dengan edukasi, ada terapi juga. Jika ada identifikasi sejak dini maka kemungkinan untuk sembuh juga besar,” jelasnya. Untuk penanganan HIV/AIDS di Kota Pahlawan, kata Nanik, pihaknya sudah melakukan sejumlah langkah. Di antaranya pengobatan layanan gratis di 13 puskesmas dan 10 rumah sakit. Ada pula pendampingan dan konseling, serta layanan home care ke rumah-rumah penderita. “Dari kelurahan juga ada permakanan bagi yang tidak mampu. Pemberian informasi terkait pencegahan HIV/AIDS diberikan secara berkala kepada kelompok masyarakat yang rentan terpapar,” kata Nanik.(Red/Akt-21/Redho) AktualNews
Sumber: